Beranda > Senggang
menghormati

Makna Menghormati Guru: Pelajaran dari Sebuah Pesantren

Aku masih ingat suatu peristiwa pada dua tahun silam. Jika kau ingin, mari aku ceritakan kepadamu. Cerita ini tidak panjang, bisa kau baca untuk melepas penatmu atau saat kau rindu kepada gurumu.…………….“ Menghormati guru tidak hanya dengan menundukkan kepala saat berjumpa, mencium tangan dengan mesra, atau memberi hadiah berupa harta.”Kalimat itu terus terngiang di

Read More
jiwa tamak

Jiwa Tamak

kau merasa semua yang kau inginkan bisa digapai, sedangkan kamu tidak tahu esok masih ada.Padang Bunga lautan warnaKelopaknya merekah belalakan mataSetiap langkah semakin-lah nyataTangan terulur memetik satu warnaTeriakan kalbu menggebu-gebuBuat akal terpaku, keras membatuPelangi bunga taburkan canduTundukan kalbu meraup satu per satuBagaikan kertas dilahap apiMerambat cepat tiada hentiKau bersemangat lupakan keterbatasanBahwa ada waktu yang

Read More

Rembulan Memeluk Malam Akhir Dzul Qa’dah

Dawuh simbah Yai masih melekat erat memeluk ingatanku. Perintah yang selalu mengukung kemanapun langkah kaki berpijak. Lelautan qalbu yang merindukan petuah penyejuk hati yang kini tinggal kenangan. Kendati demikian permintaan dari simbah Yai membuatku terus berjanji untuk melaksanakan sebagai taatku pada guru dan agama. Dua tahun lebih aku memulai melaksanakan perintah dan wasiat simbah

Read More
syawal

Sampai Jumpa Syawal

Sekelebat kenangan penuh dengan canda terbalut rinduMenyihir penantian yang telah linduHari bersuka penentram kalbuKini akan berakhir dimakan waktuPenantian telah mulai pada titik mulaMenunggu ketepian terpatrinya jiwaHarapan yang menyanggah asaPada rembulan yang kian cepat meranaDitepi kehampaan nestapaSampai kapan penantian terus berulang?Tak ada waktu yang berujungHanya pada hari yang terhitungMemaksa tanpa pilihanBegitulah kuasa TuhanTak ada jalan

Read More
curut

Usaha Sepasang Curut

Sepasang curut berhasil lolos kabur dari asrama mereka masing-masing. Tujuan mereka adalah sebuah perjumpaan. Sebelum berjumpa, mereka berpencar dan singgah ke rumah temannya masing-masing untuk mengamankan diri, beristirahat dan menghimpun tenaga untuk malam pertempuran yang dahsyat dan yang dinanti-nanti. Curut Jantan bermalam di rumah Si Anu, sedang Curut Betina bermalam di rumah Si Ani.“Sampai

Read More
negeri

Pelajaran Memilih

Suatu hari nanti pada tanggal 14 Februari Kita orang berduyun-duyun melongok ke dalam hati Barangkali niat baik masih tertutup oleh sepi Gelombang-gelombang manusia silih berganti Memandang negeri memandang nasib 270 juta anak pertiwi Sementara tak ada yang lebih dibutuhkan kecuali nasi Negeri ini, duhai terbuat dari kenang amis anyir darah Maupun kasak-kusuk di

Read More
cinta

TEMBOK PENJARA SUCI

Kala terbesit dalam hati Pertemuan tanpa sengaja tempo hari Erat tangan sedekap Berjalan menunduk tanpa sepatah kata terucap Apakah engkau tahu? Dibalik sifat rendah hati dan lugu itu Terpampang nyata kelembutan sikapmu Ditambah balutan kerudung dan cadarmu Menambah kesan religius nan misterinya jati dirimuBentangan tembok penjara suci jadi saksi Di antara banyaknya rasa

Read More
ulang

Ulang Tahun Anak Kita

            Lima tahun lalu, kau Muthmainnah istriku, menghadiahiku seorang anak yang pertumbuhannya makin hari makin sejuk dipandang. Seiring umur anak kita yang sudah berumur lima tahun, anak kita mulai aktif bermain dengan mainan yang kubuatkan dari kayu, ada harimau-harimauan yang kuwarnai coklat yang sengaja kubuatkan dari pelepah janur siwalan muda.Lima tahun lalu kau, istriku,

Read More
tarekat

Tarekat “Thalabul Ilmi”

Qays bin Kaṡīr bercerita, Seorang lelaki datang dari Madinah kepada Abū ad Dardā` yang berada di Damaskus saat itu.“Apa gerangan yang membawamu (kemari), wahai saudaraku?” Tanya Abū ad Dardā` kepadanya.“Hadis yang menurut berita yang saya terima engkau menyampaikannya dari Rasulullah Saw.!” Jawab lelaki itu.“Tidakkah engkau datang untuk kebutuhan (lainnya)?”“Tidak.”“Tidakkah engkau datang untuk (melakukan) perdagangan?”“Tidak

Read More
hotel

Tamu Terakhir Di Hotel Kenangan Pada Tahun 1966

Resepsionis hotel di pinggiran jalan itu tak pernah menanyakan buku nikah pada sepasang pemuda-pemudi yang seringkali bermalam syahdu di tempatnya bekerja. Karena memang begitulah daya pikat dari hotel ini yang lebih mirip dengan rumah dengan beberapa petak kamar remang-remang. Beberapa pasang keluar masuk silih berganti meninggalkan kenangan yang kental, pekat dan lengket di kasur.

Read More