Beranda > Seputar Pondok > Babah Abdul Ghofur Maimoen: Belajarlah Mengikuti Imam Syafi’i!

Babah Abdul Ghofur Maimoen: Belajarlah Mengikuti Imam Syafi’i!

imam syafii

Sarang, ppalanwar3.com – Dr. KH. Abdul Ghofur Maimoen, M. A atau yang akrab disapa Babah Ghofur menyampaikan bahwa Imam Syafi’i dalam menuntut ilmu lebih suka keluar dari negeri, berbeda dengan Imam Abdul Qadir al-Jurjani yang hanya fokus pada daerah Jurjani dan Imam Malik yang menuntut ilmu hanya di Madinah. Babah Ghofur juga menyampaikan konsep menuntut ilmu berkaca pada syair.


اَلاَ لاَتَنَــــالُ الْعِـــلْمَ اِلاَّ بِســــــِتَّةٍ ۞ سَأُنْبِيْكَ عَنْ مَجْمُوْعِهَا بِبَيَانٍ
ذُكَاءٍ وَحِرْصٍ وَاصْطِبَارٍوَبُلْغَةٍ ۞ وَاِرْشَادُ اُسْتَاذٍ وَطُوْلِ زَمَانٍ

“Ingatlah ilmu itu tidak akan berhasil kecuali dengan 6 perkara. Pertama, ذُكَاءٍ (cerdas). Kecerdasan itu ada yang dari Allah dan ada juga dari hasil usaha sendiri melalui koneksi-koneksi. Banyak koneksi itu menciptakan kecerdasan, seperti punya banyak koneksi fikih ya cerdas fikih.” Ucapan Beliau saat menyampaikan mauidhah khasanah dalam acara wisuda al-Markhalah al-Wusthā di Gedung Umar Harun, Sarang, Rembang, Selasa (21/5/2024).

Babah Ghofur kemudian menyelingi penjelasan dengan menceritakan kisah kawannya yang dulu di sekolah itu tidak beres tetapi dengan kecerdasannya sekarang kawannya itu berada di antara orang-orang kaya. Beliau juga menyampaikan orang sukses itu harus mempunyai kecerdasan dan semangat yang tinggi, semangat dengan sepenuh jiwa. Beliau menganalogikan seperti makan. Makan itu nikmat sekali, mulutnya itu merasa nikmat tetapi jika yang memasak orang yang kita cintai maka nikmat itu dirasakan oleh jiwa kita.

BACA JUGA :  SIKAP GUS MUS DAN GUS GHOFUR

Setelah itu Babah Ghofur kembali menjelaskan bagian dari 6 perkara dalam syair tersebut.
“Kedua, وَحِرْصٍ . Tidak ada segala sesuatu yang kita peroleh tanpa ijtihad. Ketiga, وَاصْطِبَارٍ. Sabar itu kunci dari kemenangan. Keempat, وَبُلْغَةٍ itu yang menjadikan kita sampai ke sana. Tetapi tidak boleh berlebih-lebihan. Biaya itu secukupnya saja, jangan berlebihan. Tidak boleh bukan berarti larangan tetapi kehati-hatian. Kelima, bimbingan. وَاِرْشَادُ اُسْتَاذٍ. Bimbingan guru itu meringkas jalan, menjaga stamina, dan menemukan bakat. Keenam, pembelajaran sepanjang hayat.” Terang Babah Ghofur.

Bukan hanya itu, Babah Ghofur juga menyampaikan beberapa syi’ir dari Imam Syafi’i yang membahas tentang menuntut ilmu.

“Keluar dari negeri untuk mencari ilmu itu ada 5 faedah yaitu pertama Terbukanya pintu Ma’isyah (mempunyai gambaran tentang hidup lebih luas), punya banyak koneksi. Kedua, saat kita menuntut ilmu yang jauh maka kita akan belajar menyelesaikan berbagai masalah. Ketiga, pergi jauh itu dapat menghasilkan ilmu yang bermacam-macam. Keempat, adab. Adab itu artinya budaya. Setiap daerah itu mempunyai budaya yang berbeda-beda. Adab di daerah A akan berbeda dengan adab di daerah B baik itu adab makan, besosial, berbicara, dan lain sebagainya. Kelima, berteman dengan orang-orang yang mempunyai cita-cita tinggi.”

BACA JUGA :  Bekatren sebagai Wadah Cita-Cita Ekonomi Pesantren


وَالْعَصْرِ. إِنَّ الإنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ. إِلا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ.

Yaitu tawasuh atau saling mengingatkan. Ketika kita sedang malas tetapi kita dekat dengan orang yang mempunyai cita-cita yang tinggi, maka akan diingatkan, begitu pula sebaliknya.” Ucap Babah Ghofur sembari memperlihatkan senyumannya yang khas.

Pada akhir penyampaiannya, Babah Ghofur memberikan doa bagi para santri. Beliau berharap semoga kita bisa belajar mengikuti jejak Imam Syafi’i. Sepenuh jiwa mengingat ilmu, dan semoga tetap semangat dalam menuntut ilmu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *