Beranda > Keilmuan Islam > Masyayikh Sarang > Tarekat “Thalabul Ilmi”

Tarekat “Thalabul Ilmi”

tarekat

Qays bin Kaṡīr bercerita, Seorang lelaki datang dari Madinah kepada Abū ad Dardā` yang berada di Damaskus saat itu.

“Apa gerangan yang membawamu (kemari), wahai saudaraku?” Tanya Abū ad Dardā` kepadanya.

“Hadis yang menurut berita yang saya terima engkau menyampaikannya dari Rasulullah Saw.!” Jawab lelaki itu.

“Tidakkah engkau datang untuk kebutuhan (lainnya)?”

“Tidak.”

“Tidakkah engkau datang untuk (melakukan) perdagangan?”

“Tidak .. Saya tidak datang selain untuk mencari Hadis tersebut.”

Abū ad Dardā` kemudian menyampaikan Hadis dari Rasulullah Saw.:

“Siapa yang berjalan untuk mencari ilmu, maka dengan itu Allah akan menuntunnya berjalan menuju sorga. Sesungguhnya para malaikat benar-benar melatakkan sayap-sayapnya karena ridha kepada pencari ilmu. Seorang yang alim akan dimintakan ampunan oleh siapa saja yang berada di langit dan siapa saja yang berada di bumi, hingga pun ikan-ikan di laut. Kelebihan seorang alim terhadap seorang ‘abid (ahli ibadah) seperti kelebihan bulan terhadap bintang-bintang lainnya. Sesungguhnya para ulama adalah pewaris nabi-nabi. Sungguh, nabi-nabi itu tidak mewariskan dinar dan dirham. Mereka hanya mewariskan ilmu. Maka, siapa saja yang mengambilnya, ia telah mendapatkan bagian yang sempurna.”[1]

BACA JUGA :  Kisah Lelaki Masjid Di Zaman Nabi

Ibn Wahb menurutkan kisah dirinya bersama Imam Malik bin Anas: Saya (suatu saat) sedang bersama Imam Malik bin Anas. Kemudian, datanglah waktu salat Zuhur atau salat Asar saat saya sedang membaca kepadanya dan menelaah ilmu di hadapannya. Saya kumpulkan kitab-kitabku lalu berdiri untuk menjalankan salat (sunnah). Imam Malik berkata kepadaku, “Ada apa ini?” Saya pun menjawab, “Saya hendak menjalankan salat.” Kata Imam Malik, “Ini sungguh mengherankan. Apa yang hendak engkau lakukan (salat sunnah) tidak lebih baik daripada apa yang tadi kamu kerjakan (mencari ilmu) jika niatnya benar.”[2]

Yang saya pahami dari Ayah dan sekaligus Guruku, KH. Maimoen Zubair, salah satu tarekat penting dalam meraih ridha dan sorga Allah adalah belajar dan mengajar. Malam tadi, alhamdulillah Pondok kami, Al Anwar 3, menyelenggarakan Haflah Akhir Sanah dan kelulusan Muhadharah (Madrasah Diniyah Takmiliyah). Mahasiswa-mahasiswi STAI Al Anwar adalah sekaligus santri-santri Muhadharah. Mereka adalah Mahasiswa sekaligus Mahasantri. Semoga ini adalah bagian dari jalan meraih ridha dan surga-Nya. Aamin yaa Rabbal ‘aalamiin.

Ket: Tulisan ini diambil dari akun Facebook: Abdul Ghofur Maimoen.

BACA JUGA :  Nasihat dan Etika Menjelang Ikhtibar (Menghidupkan Nilai Keikhlasan dan Kejujuran)

[1] Lihat: Sunan At Turmużiyy, Juz 5, hal. 48.

[2] Lihat: Ibn ‘Abd al Barr al Qurṭubiyy, Jāmi’ Bayān al ‘Ilm wa Faḍlih, Juz 1, hal. 122.

Tim Multimedia PP. Al Anwar 3
Website dikelola oleh Tim Multimedia Pondok Pesantren Al Anwar 3 Sarang

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *