Beranda > Senggang > Cerpen Santri

Buku Tua

Sejenis kemarahan. Akulah penampungan serumpun kisah dari beberapa saudaraku yang seringkali mengisahkan keluh setiap harinya. Takdir kami mata saksi yang setiap harinya menyimpan kebodohan manusia. Lebih tepat nasib menjadi sebuah buku yang jarang dilumat manusia. Seringkali aku membayangkan perihal bangsa yang rakyatnya suka membaca, bertamasya dengan buku-buku di sampingnya, setiap hari, setiap waktu. Lebih

Read More

Lemari Kayu

yang tampakdan yang tersimpan oleh keangkuhan“Lama-lama semakin sesak saja kamar ini!” ia mendengus kesal.“Sudahlah, tubuhmu saja sudah berdebu masih mau tambah mengeluh lagi”“Lah iya, apa nggak capek kamu? Kita ini memang paling lama di sini, mau nggak mau ya harus rela kalau misal ada penghuni baru yang masuk”“Halllaaaaaah, kita nyatanya ya mangkrak terus setahun

Read More

Halaqah Iman

“Hei, apa yang akan engkau jawab ketika ditanya tentang kepada siapa engkau mencinta?.” Tanya Kosong.“Aku mencintai Tuhanku.” Jawab Penuh.“Kenapa engkau jawab seperti itu?.” Kosong Kembali bertanya.“Baiklah, aku ceritakan sebuah kisah, lalu kita ambil ibrahnya bersama.” Ucap Penuh seraya bersiap untuk menceritakan suatu kisah.Malam itu, Penuh menceritakan apa yang pernah ia ketahui. Ia menceritakan apa

Read More

Aku Ingin Menjadi Orang Bodoh

Oleh: Arf A.* Hari pertama awal ajaran baru pada sekolah menengah pertama. Dalam kelas yang penuh siswa baru dari berbagai daerah, Ibu Gina wali kelas VII A membuka awal pembelajaran dengan basa-basi perkenalan lalu melempar tanya pada siswa-siswinya “Anak-anak, Ibu ingin tahu apa cita-cita kalian?” Sambil berebut mengacungkan tangan pada bangku masing-masing, siswa-siswa menyebutkan cita-cita mereka.

Read More

Cinta Terakhir Syam

Hanya ada satu kata mewakili rasa ini; Cinta. November 2011, semburat kemerahan tertahan didahan-dahan pepohonan matoa, angin barat menyapu keindahan panorama ampat, cendrawasih singgah dipepohonan rindang daunya, menyapa ribuan pasang hati yang telah memilih Papua sebagai tujuan utama. Muhammad Syamsuddin, pria berdarah Jawa ini menapakkan kaki untuk pertama kalinya di Tanah Papua pukul 13.00 WIT setelah

Read More

Kelotak Bakiak di Sebuah Mall

Oleh: A’abadia.Aku akan kembali menulis, entah nanti tulisan ini akan berwujud seperti apa: sebongkah batu; secarik kain putih; sekuntum mawar; se-liter darah; ataukah sepotong senja. Bagaimanapun wujud dari tulisan ini, dengan pasti aku sembahkan tulisan ini hanya untuk kamu.Baik. Aku akan memulai tulisan ini dari satu kata: deru.***Deru mobil terus membelah jalanan, Sumenep-Sarang. Perjalanan

Read More

Burhan dan Anak Kecil Yang Mencari Selimut

Burhan sibuk keluar dari showroom mobil tempat ia bekerja sebagai salesman . Tangan kanannya menenteng tas yang berisi file-file klien yang dapat hari ini. Ia melirik jam di tangan kirinya, angka pada jam itu sudah menunjukkan pukul 17:45 yang berarti lagi azan maghrib akan berkumandang. Sejenak ia berhenti di parkiran tempat sepada motornya di

Read More

Kipet

Oleh: Iwakpithek Dalam doanya, Waluyo selalu memandangku. Maaf, aku salah. Alisnya berkerut melengkung celurit. Lama-lama seperti dicabik, aku menyerah. Kuarahkan pandangan ke orang lain yang ada di sampingnya. Tidak seperti Waluyo, dalam khidmah dia menikmati do'anya. “ Aṣ-Ṣalātu Jāmi'ah! (eh, Aṣ-Ṣalātu apa Aṣ-Ṣalāti , sih?) ” Tidak seperti biasanya, hari-hari ini para manusia menambah porsi do'anya. Panutan

Read More