Beranda > Senggang > Puisi Santri

Sebuah Goresan

Di atas buku, tersimpan jejakrangkaian kata mulai bermain dengan senyumanKini inginku bacakan sebuah goresanHarapan demi harapan, kutata bak sebuah barisanAnganku begitu besarBagai anak panah membidik sasaranDirimu pun s’lalu berpesanUntuk mencapai kebahagiaanLautan ilmu harus kau taklukkanGurukuHadirmu adalah ruh kesuksesanOrgan utama jantung keikhlasanFondasi yang s’lalu berdiri tegakUntukmuRibuan terima kasih kami haturkanMendoakanmu menjelma keistiqomahanAku ingin meraup ilmu

Read More

Langkah Khidmah

Melangkah dengan beraniMenembus cacian dan makiHanya harap penenang hatiWelas asih rida KiaiMelangkahlah dengan gagahLayaknya Garuda dengan sayap merekahJangan takut dan gegabahKarena di belakangmu ada barakahMelangkahlah dengan tenangTempuh halang dan rintangYang menebas bagai pedangIngatlah di sisi selalu ada TuhanMelangkah untuk majuJalankan cita-cita guruTancapkan baik di kalbuMengusir buruk belengguMelangkahlah,Jangan setengah,Kukuhkanlah,Niat khidmahOleh: Fathimatuz Zahro

Read More

ADIKSI SANTRI DI ATAS EKSPEKTASI

Kemarin malam sang pendamai datangMenjejakkan pesan untuk mengukuhkanMeluruskan anomali tak beradab santriDiajarkan menerawang kehidupan berseniTak disangka,Meski raganya telah bersemayamDalam ruang malakut kami berjumpaTangis batinku pun sempat dibalasSontak ribuan rindu kutumpahkanTetap dalam sungkeman keta’dimanAku telah kembaliKota ilmu ini jadi saksiDimana harus mengaji untuk mengujiKesucian hari diulang setiap hariKitab suci diukir dalam relung diriSelubung perhiasan yang

Read More

Santri dan Pandemi

Oleh: MHD 3A PutriWaktu tak pernah izinkan berhentiBerjalan wajar silih bergantiSemesta turut menantiBagi pemilik dan pemeluk kehendakMimpi yang pastiPelan dengarlah rintihan kesedihanPenderitaan dan ketakutan menggema di negeri iniOrang-orang bertahan di titik keprihatinanNamun, semangat belajar tak berkuasa menyurutkanLantunan ayat al Quran menyentuh setiap sudut ruangBak obat untuk mematikan rasa sesak ituBeribu kerumunan burung mendengarRintih lelah

Read More

RASA RINDU YANG MENGUAP

Hari-hari indah berlalu Dengan kenangan rindu yang menggebu Takkala kau terlintas dipikiran Air matapun berantakan Ya habibi Aku rindu seperti yang dulu Berkumpul dengan anak cucumu Aku rindu seperti yang dulu Selalu mengucap namamu dilisan maupun di kalbu Aku rindu seperti yang dulu Meniru kemuliaan akhlakmu Ketika kau didholimi, engkau tak sakit hati Ketika kau disakiti kau berdoa agar pendengki diridhoi Lemparan batu membuat tubuh sempurnamu berdarah Namun

Read More

TIRADE PENGUASA

Tiba-tiba sore menjadi kecil, dingin dan hijau Ketika gerimis datang dan petang menjelang Dari sebuah hari yang jauh, teramat jauh Aku memandang orang-orang lari, terbirit-birit Dari runcingnya hari Aku ingat, seseorang pernah berkata: Tidakkah ini hidup amatlah berharga? Tapi dengan apa tuan, kata mereka Haruskah kami hargai hidup ini Bila yang berharga saja dapat dibeli? Lantas, aku kembali bertanya Pada daun-daun yang terpengkur di hadapan

Read More

Cinta Pertama

“Aku tidak membutuhkanmu.”Terdiam dalam gelegar yang menyambar amarah. Tiga kata yang menikam jantung hati. Ketika apa yang telah menjadi sandaran, pergi meninggalkan. Apalah daya agar tidak jatuh, jika itu perihal hati.“Betapa menyakitkan.”“Maaf.”“Hanya kata maaf, kamu bilang?”Lalu kenapa kamu memintaku menjadi kekasihmu, ketika kamu ucapkan cinta kepadaku? Baru kemarin, kamu lupa? Baru kemarin aku menerimamu

Read More

Bukan Pecundang Kawakan

Hentikan tak pedulimu,Sudahi tutup mata telingamu,Jangan enggan tau, seakan semua terlihat biasa, baik-baik saja dan tak ada yang perlu dibaca..Tak acuhmu dialah lemah yang kau tutupi..Wahai kau,Tak hanya kau sendiri yang merugi,Sejatinya hatimu dan mereka juga tersakiti..Bertudung di bawah elegi, hanya semakin menjadi..Pulanglah kau pada aku yang dulu,Pada aku yang pernah mengharu biru,Dihimpun sadar

Read More

Menuju Diriku Sendiri

Menuju diriku sendiri Aku berpapasan dengan diriku yang lain Seorang remaja yang tengah sibuk Bermain api di tepi sebuah jurang Berpapasan dengan pencuri yang berteriak, “Maling”! Pelanggar janji yang berteriak, “Pengkhianat”! Dan lelaki yang dimahkotai duri Tersalib di atas bukit sebuah sakit   Menuju diriku sendiri Aku melihat para penyair dengan tubuh berlumur sunyi Membangun kuil dari perca-perca luka Adakah kutemui sebuah kebenaran? Yang terlahir dari para

Read More

Bara Tembakau Rokok Kang Santri

Oleh: Is'aSabtu pagi sekali, ditemani tiga batang tembakau sisa para pendekar.Menatap langit terang, tiga bintang berayun tepat di dinding awan.Tembakau rokok mulai kubakar, bara pun muncul perlahan.Hirupan asap tembakau, bahhh .... rasa kenikmatan kesunyian malam.Bara tembakau merah merona disatu dengan penghujung kerinduan.Berfikir di keheningan layaknya seorang sok bijaksanaMemulai hujat-menghujat tentang adab seorang penghujat.Bicara sendiri

Read More