Hari-hari indah berlalu
Dengan kenangan rindu yang menggebu
Takkala kau terlintas dipikiran
Air matapun berantakan
Ya habibi
Aku rindu seperti yang dulu
Berkumpul dengan anak cucumu
Aku rindu seperti yang dulu
Selalu mengucap namamu dilisan maupun di kalbu
Aku rindu seperti yang dulu
Meniru kemuliaan akhlakmu
Ketika kau didholimi, engkau tak sakit hati
Ketika kau disakiti kau berdoa agar pendengki diridhoi
Lemparan batu membuat tubuh sempurnamu berdarah
Namun tak ada dihatimu terlintas rasa marah
ya habibi, engkau dimanaaa…
Rindu ini hampir sirna, dan aku tak menginginkannya
Jahatnya dunia membuat diri ini lupa
Gengsi membuat rasa ini hampir mati
Aku ingin seperti yang dulu, Ya Habibi …
Datanglah, jawab salamku ini walau hanya dalam mimpi
Wahai penenang hati engkau, Ya Sayyidi …
SANTRI NGABDI
Santri bukan hanya soal profesi
Apalagi bercita-cita sebagai kyai
Mensucikan diri dan mengharap ridha ilahi
Seharusnya menjadi ekspetasi
Santri adalah tentang mengabdi
Mengabdi kepada kyai
Mengabdi kepada negri
Mengabdi kepada ilahi
Mengadbdi adalah tentang kerlaan hati
Matuh dan taat kepada kyai
Dengan realisasi untuk terus mengaji
Pantang untuk kyai sampai tersakiti
Mengabdi adalah tentang pengorbanan diri
Berusaha tanpa henti
Tetap tegap berdiri dengan gagah berani
Untuk memperjuangan keadilan negeri
Lihat mentari
Ia tidak pernah bosan untuk terbit di pagi hari
Dan terbenam disore hari
Sesekali ia sembunyi
Dibalik awan yang selalu tertata rapi
Begitulah seharusnya santri
Terus mengabdi tanpa henti
Terus memperbaiki diri
Dan tetap menomor satukan Ilahi
Puisi Kamar 31