Oleh: Eko Nuristianto
Jalan setapak masa lalu telah kita lalui
Aku berjalan sembari menggendang uluran kepercayaan
Dikau menatapku dengan malu-malu
Pun sejenak aku terdiam, memandangi teduhmu
Matahari merangkak mengawasi perjalanan kita
Kicauan burung perkutut kembali menggema
Kita masih saja terdiam ditengah jalan
Rindang pohon terasa sejuk menemani kita istirahat
Kuambil kelopak melati merah merekah itu
Kuselipkan diantara daun telingamu
Kurapikan helai rambutmu yang terurai
Lantaran dingin, rambutmu jauh dari rapi
Dikau bersimpuh bak ingin sekali berkata
Kuamati bibirmu yang merah itu bergetar
Aku mendengar semua aduan benakmu
Namun, hujan kembali berisyarat
Tentang perasaanmu yang tergenangi rasa malu
Aku percaya, dikau menanam rasa
Rasa yang dulunya biasa, kini menjelma cinta
Cinta tak ingin berkisah semua masa lalumu
Cinta benar-benar ingin menuntun kita
Menuju gerbang mahligai cinta
Dibawah payung hijau
Yang kelak akan berubah istana megah
Sarang, 30 April 2019
(Kamar 19)