Beranda > Seputar Pondok > Kajian Fiqh > Dilema Santri Baru: Sholat Munfarid di Awal Waktu Apa Ikut Jama’ah Namun di Akhir Waktu?

Dilema Santri Baru: Sholat Munfarid di Awal Waktu Apa Ikut Jama’ah Namun di Akhir Waktu?

Kang Aan merupakan santri asal Indramayu. Pada tanggal 23 Maret 2020 M ia memutuskan untuk berangkat mondok di Pesantren An-Nur yang merupakan salah satu pondok pesantren terkemuka di Jawa Tengah. Karena Pesantren Annur juga berbasis Kuliah dimana didalamnya terdapat kampus STAI AN-NUR, maka kegiatan Pesantren disesuaikan dan disinergikan seefektif mungkin dengan kegiatan yang ada di kampus, termasuk diantaranya adalah Sholat jamaah. Untuk lebih jelasnya jadwal shalat berjamaah Pesantren An-Nur sebagai berikut:

ShalatWaktu
1.Subuh05.00 WIB
2.Dzuhur13.30 WIB
3.Ashar15.30 WIB
4.Maghrib18.25 WIB
5.Isya`19.30 WIB

Setelah melihat jadwal tersebut, muncul rasa janggal dalam diri Kang Aan. Pasalnya ketika di rumah ia selalu sholat di awal waktu. Ia kaget ketika baru mondok di Pesantren An-Nur jadwal jamaahnya dilaksanakan di tengah, bahkan di akhir waktu.

Lalu kegelisahan Kang Aan diutarakan kepada Ustadz Aziz selaku guru di pesantren tersebut:

“Pak Ustadz, Saya mau tanya,” ucap Kang Aan mengawali pembicaraan.

“Iya, Kang. Monggo,” jawab Ustad Aziz sambil menoleh ke Kang Aan.

“Maaf, Pak sebelumnya. Saya di rumah sering sholat di awal waktu meskipun munfarid (sendiri), Pak. Namun ketika di sini saya bertanya-tanya karena sholat jamaah dilaksanakan di tengah, bahkan di akhir waktu. Menurut Panjenengan lebih baik mana antara shalat di awal waktu namun munfarid, atau sholat jamaah di tengah atau di akhir waktu seperti yang tejadi di pesantren ini pak?” ucapnya malu-malu.

“Gini, Kang Aan. Antara sholat Munfarid di awal waktu dengan shalat jamaah di akhir waktu itu lebih baik shalat jamaah di akhir waktu. Karena menurut penuturan Syaikh Ibn Daqīq al-`Īd dalam kitabnya Ihkām al-Aḥkam jilid 1 halaman 104;

BACA JUGA :  Pelantikan Pengurus PP. Al Anwar 3 Putri Masa Khidmah 2022-2023: Hidup Butuh Keseimbangan

‘Ada beberapa alasan yang melatarbelakanginya. Diantaranya yakni Pertama, ada hadist yang menyatakan bahwa Nabi Muhammad Salla Allah `Alayh wa sallam ketika melihat para sahabat sudah berkumpul, maka Nabi bergegas menunaikan shalat jamaah. Namun ketika Nabi melihat para sahabat belum berkumpul, Nabi lebih memilih untuk mengakhirkan sholatnya, dan berjamaah bersama para sahabat.[1] Logisnya, Nabi dapat saja sholat terlebih dahulu tanpa harus menunggu para sahabat. Namun Nabi lebih memilih untuk mengakhirkan shalatnya sembari menanti mereka berkumpul.

Kedua, dorongan dan motivasi untuk melakukan sholat jamaah serta ancaman dalam meninggalkannya terdapat dalam hadis-hadis ṣaḥīḥ. Namun di dalam masalah sholat di awal waktu hanya terdapat hadis untuk memotivasi, dan tidak ada hadis yang menerangkan ancaman dalam mengakhirkan sholat sebagaimana shalat jamaah. Hal Ini merupakan alasan kenapa lebih baik berjamaah meski diakhir waktu daripada shalat munfarid meski diawal waktu. Teks aslinya seperti ini, Kang Aan:”

Ustadz Aziz lalu membuka aplikasi Maktabah Syamilah di laptopnya.

إحكام الأحكام في شرح عمدة الأحكام ج: ۱ ص: ۱۰۶ ط: دار الكتب العلمية بيروت س: ۲۰۰۹

وهذا الحديث يتعلق بمسألة تكلموا فيها وهي: أن صلاة الجماعة أفضل من الصلاة في أول الوقت أو بالعكس؟ حتى إذا تعارض في حق شخص أمران أحدهما أن يقدم الصلاة في أول الوقت منفردا أو يؤخر الصلاة في الجماعة أيهما أفضل؟ والأقرب عندي أن التأخير لصلاة الجماعة أفضل. وهذا الحديث يدل عليه لقوله (وإذا أبطؤوا أخر) فأخر لصلاة الجماعة مع إمكان التقديم ولأن التشديد في تأخير الجماعة والترغيب في فعلها موجود للأحاديث الصحيحة وفضيلة الصلاة في أول الوقت وردت على جهة الترغيب في الفضيلة وأما جانب التشديد في التأخير عن أول الوقت فلم يرد كما في صلاة الجماعة وهذا دليل على الرجحان لصلاة الجماعة.

BACA JUGA :  Musyawarah Gabungan MDT Putri: Suami hilang kabar, istri menikah lagi, bolehkah???

“Oh nggeh, Pak. Matur suwun,” jawab Kang Aan. Akhirnya terjawab sudah

Dari Percakapan Kang Aan dan Ustadz Aziz dapat disimpulkan bahwa Sholat jamaah di akhir waktu lebih baik dari pada shalat munfarid di awal waktu. Karena apabila ditinjau dari sisi motivasi dan ancaman hadis-hadis saḥīḥ lebih memihak ke sholat jamaah.

Berbeda dengan shalat munfarid yang hanya memiliki tendensi hadis dalam motivasi untuk melakukan. Selain itu menilik hadist riwayat Jabir, yang dapat dipahami bahwa Nabi Muhammad Salla Allah `Alayh wa Sallam berkenan mengakhirkan sholat jamaah sembari menanti para sahabat. Meski saat itu Nabi dapat melakukann sholat di awal waktu meski munfarid.

Wallāhu A’lam.

Oleh: M. Islahuddin

Sumber Foto: GP Anshor Jateng

  1. عن جابر بن عبد الله رضي الله عنه قال: كان النبي صلى الله عليه و سلم يصلي الظهر بالهاجرة والعصر والشمس نقية والمغرب إذا وجبت والعشاء أحيانا و أحيانا إذا راهم اجتمعوا عجل و إذا راهم أبطؤوا أخر والصبح كان النبي صلى الله غليه و سلم يصليها بغلس. أخرجه البخاري بهذا اللفظ في غير موضع و مسلم و أبو داود والنسائي
Tim Multimedia PP. Al Anwar 3
Website dikelola oleh Tim Multimedia Pondok Pesantren Al Anwar 3 Sarang

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *