REMBANG– Demokrasi bukan hanya menyebar dikalangan orang umum dan negarawan saja. Akan tetapi, dari kalangan santri juga mengenal kata demokrasi. Sebagai bukti demokrasi di kalangan para santri adalah Pemilu Raya yang diadakan di aula pondok puteri Al-Anwar 3. Semarak acara ini bertajuk Pemilu Raya ke-V (27/9).
Acara dimulai dari pukul delapan pagi, melibatkan seluruh elemen santri untuk turut menyuarakan pilihanya. Bahkan dari para santri puteri sekaligus mahasiswi yang menjalankan Program Pengalaman Lapangan (PPL) dimintai hak suara. Acara dilaksanakan seperti pemilu pada umumnya. Dimulai dari pengambilan surat suara, pencoblosan surat suara, hingga tinta ungu sebagai tanda telah mencoblos.
Pemilu kali ini mempertemukan tiga kandidat ketua pondok. Di antaranya Nur Alfiyah, Dayyanah Masfufah, dan Salsa Nafi’an. Di malam pra-pemungutan suara, para kandidat memproklamirkan visi dan misi masing-masing. Yang menarik, Salsa Nafi’an yang sedang menjalankan tugas PPL juga melakukan orasi meskipun hanya lewat video.
“Pemilu ini merupakan sebuah adat yang sudah dilakukan dari dulu, dan masih dilestarikan hingga sekarang. Pemilu seperti ini diadakan di al-Anwar 3 putri bertujuan untuk menerapkan sistem demokrasi di pondok pesantren. Selain itu, pemilu ini merupakan salah satu bentuk rasa cinta kepada pondok dengan meyalurkan hak pilih, serta menjadi ladang aspirasi dan partisipasi untuk masa depan pesantren.” Tutur Panitia Pemilu Raya 2019 Nurul Chusna.
Setelah pemungutan suara, nama Nur Alfiyah mengungguli dua nama lainnya dengan 216 suara. Dia mengungkapkan perasaan harunya pasca terpilih menjadi ketua pondok masa khidmah 2019/2020. “Saya ini siapa, kok bisa terpilih? berarti saya dipercaya orang.” Tambahnya. (ft/*)