Beranda > Seputar Pondok > Kajian Fiqh > Menanggapi Fenomena di Era Digital: Hasil Musyawarah Gabungan MDT Al-Anwar 3 Putri

Menanggapi Fenomena di Era Digital: Hasil Musyawarah Gabungan MDT Al-Anwar 3 Putri

Selasa, 14 Maret 2023

Deskripsi masalah :

Dewasa ini, TikTok merupakan platform media sosial yang banyak diakses oleh semua kalangan, karena selain terdapat konten hiburan pengguna TikTok juga mendapat keuntungan. Keuntungan dapat diperoleh dengan beberapa cara, salah satunya adalah dengan melakukan siaran langsung. Dalam siaran langsung, si penyelenggara akan mendapatkan keuntungan dari platfrom Tik Tok dan gift dari penonton live, dimana gift tersebut dapat ditukarkan dalam bentuk uang. Belakangan  ini, banyak dijumpai siaran langsung mandi lumpur dalam beranda yang memperlihatkan kakek atau nenek yang menyiramkan lumpur atau air pada dirinya sendiri untuk mendapatkan gift dari penonton.

Soal:

  1. Bagaimana hukum uang yang didapatkan penyelenggara siaran langsung mandi lumpur demi mendapatkan gift?
  2. Apa hukum orang yang melakukan siaran langsungg mandi lumpur? baik suka rela maupun dipaksa?

Jawaban:

Tidak boleh, karena ada indikasi mengemis online.

Hukum asal konten di media sosial seperti Tiktok adalah mubah, selagi konten yang disajikan tidak menyalahi syariat dan tidak membahayakan.  Bahkan menjadi sebuah keharusan jika dirasa konten tersebut memberikan efek positif kepada pengaksesnya. Adapun hukum uang yang dihasilkan adalah halal karena akadnya adalah hibah. Sedangkan dalam kasus konten mandi lumpur yang dilakukan oleh beberapa konten creator tidak dapat dibenarkan sama sekali. Pasalnya, konten ini tidak memberikan manfaat, justru mendatangkan maḍārāt seperti penyakit kulit. Terlebih lagi, ketika pelaku konten ini adalah orang tua yang seharusnya dimuliakan. Konten ini juga dapat dikategorikan sebagai kegiatan mengemis secara online karena tujuannya adalah untuk mengundang rasa iba. Semakin ekspresif dan sedih pelaku, maka lebih banyak gift yang diberikan. Sehingga hukum uang yang dihasilkan menjadi haram karena cara mendapatkannya tidak dapat dibenarkan. Sama halnya dengan kegiatannya yang tidak diperbolehkan, maka begitu pula menyiarkannya.

Ta’bir:

الشيخ إبراهيم البيجوري، حاشية البيجوري على فتح القريب المجيب، دار الكتب الإسلامية، ط.٩١٠٩، ج.٩، ص.٩٥

قوله {ولا تصح الهبة} أي بالمعنى الخاص وهي الهبة ذات الاركان، فالصدقة والهدية لايحتاجان إلي إيجاب ولاقبول بل المدار في الأولى على دفعها للمتصدق عليه لأجل ثواب الأخرة لاحتياجه مع قبضته وفي الثانية على بعثها للمهدي إليه إكراما له مع قبضته، وقوله {إلا بإيجاب قبول لفظا} أي باللفظ من الناطق، ومن صرائح الإيجاب وهبتك ومنحتك وملكتك بلا ذكرثمن، ومن صرائح القبول قبلت ورضيت، ويقبل الهبة للصغير ونحوه ممن ليس أهلا للقبول وليه فإذا وهب له شيئا قبله له، ويتولى الطرفين ومن جهز بنته وادعى أنه أعطاها إياه عارية صدق بيمينه إن لم يوجد منه صيغة تمليك ولو بعثها به لدار الزوج مالم يقل هذا جهاز بنتي وإلا كان ملكا لها، لأن إضافته إليها تقتضي الملك ولو اشتري الزوج لزوجته حليا لتتزين به مادمت عنده لم تملكه إلا بصيغة ويصدق في ذلك، وكذا لو زين به ولده الصغير من غير صيغة حتى لو مات الولد لم ترث منه أمه، لأنه باق على ملك أبيه

BACA JUGA :  Menyelami Makna Hari Santri Bersama Mbah Moen

الغرر البهية البهجه الوردية ج ٤ ص۸۲ -۸۳  المكتبه الشاملة

 خاتمة تحل الصدقة لغني وكافر قال في الروضعة ويستحب للغني التنزر عنهاويكره له التعرض لها وفي البيان يحرم عليه اخذها مضهر للفاقة قال هو حسن وعليه حمل قوله صلئ الله عليه وسلم في الذي مات من اهل الصفة فوجدوا له دينارين كيتان من النار، قال وأما سؤالها فقال المردي وغيره إن كان محتاجا لم يحرم وإن كان غنيا بمال أو بصنعة وما يأخذه حرام.

  • Ibadah Seorang Vlogger Traveller

Deskripsi masalah:

Jono merupakan seorang pemuda tampan yang hidup sebatang-kara. Semua anggota keluarganya meninggal saat bencana tsunami beberapa tahun silam. Sebagai seorang vlogger traveller, ia selalu berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain untuk membuat konten-konten yang diupload di channel YouTube-nya. Demi mempermudah pekerjaaannya, ia menjual rumah, tanah dan barang-barang berharga untuk membeli mobil yang isinya merupakan properti rumah pada umumnya, sehingga ia tidak memiliki domisili tetap selain mobil.

Soal:

  1. Apakah Jono dihukumi muqim atau musafir?
  2. Bagaimana konsekuensi ibadahnya? (sholat, zakat dan puasa)
BACA JUGA :  Mempertahankan Semangat Ngaji: Kisah Inspiratif Imam Ahmad dan Murid-muridnya

Jawaban:

Dihukumi Musafir

Profesi vlogger traveller merupakan suatu hal yang sudah banyak digeluti oleh semua kalangan pada era modern ini. Dalam menekuni profesi tersebut seseorang harus rela berpindah dan berpergian dari satu tempat ke tempat yang lain demi membuat konten-konten untuk bisa diupload di channel youtube-nya. Problematika yang dihadapi oleh pemilik profesi tersebut adalah terkait statusnya yang dilema antara musafir dan mukim, serta terkait hukum pelaksanaan sholat, puasa serta zakatnya. Maka ketika ditemukan seorang vlogger traveller yang tidak memiliki domisili tetap, menurut pendapat ulama dia dihukumi sebagai musafir selamanya.

Adapun hukum sholat vlogger traveller  sesuai dengan ketentuan rukhsoh yang dimiliki oleh setiap musafir, yaitu boleh melakukan sholat dengan jamak dan qaṣar. Namun, apabila konteks perjalanannya tidak memungkinkan seseorang untuk kembali pada negara asalnya, maka seseorang tersebut tetap dihukumi musafir dengan catatan bahwa ibadah sholat yang dilakukan harus itmām (menyempurnakan ibadahnya) tanpa melakukan qaṣar sholat. Bahkan seseorang tersebut juga wajib melaksanakan sholat Jum’at -tanpa harus memenuhi syarat 40 orang- dengan syarat tidak berjamaah pada orang yang mukim. Adapun hukum puasa dan zakatnya juga sesuai bagaimana hukum rukhsoh yang dimiliki oleh setiap musafir. Catatan yang perlu ditekankan dalam fenomena vlogger traveller ini terkait semua hukum rukhsoh yang dimiliki musafir akan hilang ketika di dalam perjalanannya melakukan suatu pelanggaran yang berupa kemaksiatan dalam bentuk apapun.

Ta’bir:

شرح الياقوت النفيس ص. 227

السفر هو مفارقة الانسان لوطنه الى مكان آخر اما ان يكون قصيرا واما طويلا

المجموع – محيى الدين النووي – ج ٤ – الصفحة ٣٣٤

أمّا حُكْمُ المسْألَةِ فَمَذْهَبُنا جَوازُ القَصْرِ والإتْمامِ فَإنْ كانَ سَفَرُهُ دُونَ ثَلاثَةِ أيّامٍ فالأفْضَلُ الإتْمامُ لِلْخُرُوجِ مِن خِلافِ أبِي حَنِيفَةَ ومُوافِقِيهِ كَما سَبَقَ وكَذا إنْ كانَ يُدِيمُ السَّفَرَ بِأهْلِهِ فِي البَحْرِ فَلَهُ القَصْرُ والأفْضَلُ الإتْمامُ وإنْ بَلَغَ سَفَرُهُ مَراحِلَ وقَدْ سَبَقَتْ المسْألَةُ وقَدْ نَصَّ الشّافِعِيُّ فِي الأُمِّ عَلى أنَّ الأفْضَلَ تَرْكُ القَصْرِ لِلْخُرُوجِ مِن خِلافِ العُلَماءِ ولِأنَّهُ لا وطَنَ لَهُ غَيْرُهُ واتَّفَقَ أصْحابُنا عَلى هَذا

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *