Di antara bulan yang ditunggu-tunggu oleh umat Islam yakni bulan Rajab hingga bulan suci Ramadhan. Bulan yang penuh berkah dengan segala ibadah istimewa yang dilakukan umat Islam beberapa diantaranya ibadah puasa. Di mana setiap muslim menjalankan dengan menahan diri dari makan dan minum dimulai dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari. Sebelum menjalankan ibadah puasa di sunnahkan kepada orang yang berpuasa untuk makan sebelum fajar atau biasa disebut sahur.
عَنِ ابْنِ عُمَرَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ: إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى الْمُتَسَحِّرِينَ
Dari Ibnu Umar, Baginda Rasulullah bersabda “Sesungguhnya Allah menurunkan rahmat dan para malaikat-Nya mendo’akan rahmat atas orang-orang yang sahur.”
Betapa besar nikmat dan karunia Allah yang diberikan kepada umat Islam dengan keberkahan puasa, di antaranya makanan yang disantap sebelum menjalankan ibadah puasa yang disebut dengan sahur. Sahur secara bahasa makan menjelang fajar, semua ulama sepakat bahwa makan sahur adalah sunnah. Namun, banyak orang yang tidak mendapat pahala besar ini karena kemalasan mereka. Ada sebagian orang yang setelah shalat Tarawih langsung makan sebagai pengganti sahur, kemudian tidur. Mereka kehilangan pahala sahur yang sebenarnya. Sebagian ulama mengatakan bahwa waktu sahur dimulai setelah lewat tengah malam. Adapun sahur di akhir waktu itu lebih utama, dengan syarat jangan terlalu akhir sehingga menyebabkan keragu-raguan dalam berpuasa.
Abdullah bin Harits meriwayatkan, seorang sahabat berkata “Suatu ketika aku berkunjung kepada baginda Rasulullah. Waktu itu, beliau sedang makan sahur. Lalu, beliau bersabda, ‘Inilah perkara yang penuh berkah yang telah dikaruniakan Allah kepadamu. Jangan sekali-kali kamu tinggalkan.’” Dalam beberapa riwayat lain, baginda Rasulullah sering menganjurkan agar kita selalu bersahur, sehingga beliau bersabda, “Apabila tidak ada makanan, bersahurlah meskipun hanya dengan sebiji kurma atau seteguk air.” Oleh karena itu, orang yang berpuasa hendaknya bersungguh-sungguh dalam meraih keutamaan dan pahala sahur untuk kenyamanan dan manfaat bagi dirinya sendiri.
Kesederhanaan amat penting dalam segala perkara. Sebab, terlalu lebih atau terlalu kurang itu membawa bahaya. Demikian juga halnya dengan sahur, hendaknya jangan makan terlalu sedikit ataupun makan terlalu banyak. Ibnu Hajar mengemukakan beberapa alasan tentang keberkahan sahur, di antaranya sebagai berikut :
- Dengan makan sahur, berarti kita telah menjalankan sunnah Rasulullah
- Dengan makan sahur, kita membedakan diri kita dengan Ahli Kitab (Yahudi dan Nasrani). Perbedaan antara puasa kita dan puasa Ahli Kitab ialah terletak pada makan sahur.
- Makan sahur menambah kekuatan beribadah.
- Makan sahur meningkatkan kelapangan hati dalam beribadah.
- Makan sahur membantu menghilangkan kemarahan dan tabiat buruk yang biasa timbul karena terlalu lapar.
- Waktu sahur adalah saat yang baik untuk membantu tetangga fakir miskin yang datang meminta bantuan.
- Waktu sahur adalah saat do’a-do’a kita dikabulkan.
- Dengan keberkahan sahur, kita mendapat taufik untuk berdo’a.
- Dengan keberkahan sahur, kita mendapat taufik untuk berdzikir.
Ibnu Daqiq Al’ied mengatakan bahwa sebagian ahli tasawuf membahas masalah sahur ini, apakah bertentangan dengan tujuan puasa atau tidak. Karena tujuan puasa memecahkan nafsu perut dan nafsu syahwat. Berarti, sahur bertentangan dengan tujuan puasa. Tetapi yang benar adalah jika kita bersahur secukupnya saja, maka tujuan puasa itu akan tercapai.
Wallahu A’lam…
Ngaji kitab bersama Babah Ghofur
Di bulan Rajab yang penuh berkah
Ayo kang mari kita sahur
Bersama-sama kita gapai barokah
Oleh : Taufiq (Kamar 19)