Beranda > Senggang > Sajak Picisan

Sajak Picisan

Sajak picisan

Sajak Picisan #1

aku tak butuh waktu lama untuk mengakui keindahanmu sembari berikrar hati mencintaimu dengan sepenuh sadarku bahwa aku adalah pencandu rindu yang hingga umpama orang gila kerna tanpa jeda memanggil-manggil namamu dalam ramai dan sepiku juga bersama/tanpa mu.

andai saja kau adalah sebagaimana aku mencintaimu tentulah bahagia tiada tara walau dibanding kebahagiaan romeo dan juliet atau majnun dan laila yang kisahnya masyhur seantero dunia sebagaimana kisah rama dan shinta dalam epos ramayana yang sentiasa dikisahkan oleh setiap generasi manusia.

Sajak Picisan #2

kau adalah rembulan

yang hanya bisa ku perhatikan dari jauh

BACA JUGA :  TEMBOK PENJARA SUCI

atau

kau adalah angin bertiup

yang membelaiku selalu

tanyaku

Sajak Picisan #3

berlaksa rindu 

bagaimana aku kan memaknainya

mungkinkah ini pula semacam rindu

yang kau bersetia menanggungnya?

jawablah!

aku dan kau

bersama?

ataukah aku sendirian?

barangkali kau akan diam saja

karena lebih suka 

mempermainkan rinduku

Sajak Picisan #4

bila kau punya pinta

kusudahi rindu

terang aku menolak

Sajak Picisan #5

betapapun sakit pernah kualami

aku tidak semenderita ini

sebab yang sakit adalah kekasihku

duhai sakit

pergi jauh kau darinya

agar ia sehat sentausa

Sajak Picisan #6

Kekasihku tersenyum

Sungguh indah

Sungguh manis

Ia menjerat hatiku

 

Jogja, 2 Desember 2019

*Alif Nun. Penyuka puisi dan kopi

Fahrur Razi
Santri aktif pondok pesantren Al Anwar 3

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *