Beranda > Keilmuan Islam > Membangun Grow Mindset Kaum Santri

Membangun Grow Mindset Kaum Santri

Berbicara soal mindset, sama artinya dengan membicarakan rencana dan tujuan hidup seseorang. Sebelum menelisik lebih jauh soal mindset, perlu dipahami lebih dalam lagi mengenai substansi dari mindset itu sendiri.

Mindset merupakan suatu pemikiran yang terbentuk dari keyakinan dan pengalaman sehingga mempengaruhi cara pandang, sikap, dan pola pikir seseorang. Midnset dapat diartikan juga dengan alam bawah sadar yang akan secara langsung membentuk dan mensugesti seseorang terhadap pikirannya. Terdapat istilah menarik berkenaan dengan mindset yakni grow mindset (mindset berkembang) dan fixed mindset (mindset tetap).

Grow mindset (mindset berkembang) yakni sebuah keyakinan dan kepercayaan bahwa kecerdasan, kualitas-kualitas hidup, serta kapasitas seseorang bisa dirubah dan berkembang melalui upaya dan pengalaman yang dilakukan dengan sungguh-sungguh. Ciri-ciri orang dengan grow mindset yakni berkeyakinan bahwa intelegensi, bakat, serta kemampuan bukanlah bawaan biologis sejak lahir melainkan bisa dirubah dan berkembang dengan seiring upaya yang dilakukan. Orang dengan grow mindset cenderung menyukai tantangan, tidak mudah menyerah, dapat belajar dari kegagalan dan welcome terhadap kritik.

Sebaliknya, orang dengan fixed mindset (mindset tetap) adalah orang yang berkeyakinan bahwa kecerdasan, kualitas-kualitias hidup, serta kapasitas seseorang sudah ditetapkan. Orang dengan fixed mindset memandang bahwa intelegensi, bakat, serta kemampuan merupakan bawaan biologis manusia sejak lahir dan tidak dapat dirubah. Ciri-ciri orang dengan fixed mindset yakni mudah menyerah, cenderung tidak menyukai tantangan, menganggap bahwa usaha tidak ada hasilnya serta menutup diri dari kritik orang lain.

BACA JUGA :  Antara Khusyu' dan Jama'ah

Berdasarkan pemaparan di atas terlihat jelas bahwa orang dengan grow mindset merupakan orang yang dapat berkembang serta berpotensi untuk menuju ke arah yang lebih baik. Kendati demikian masih banyak yang secara tidak sadar memiliki pola pikir dengan fixed mindset, tak terkecuali para santri. Bagaimana cara agar santri dapat memiliki pola pikir grow mindset? Mungkinkah santri yang notabennya ter-justifikasi kolot dan konservatif memiliki pola pikir yang grow mindset? Mari kita kupas bersama-sama.

Berangkat dari Sikap Positif

Membangun mindset tentu tidak terlepas dari pengaruh lingkungan sekitar. Melihat lingkungan kaum santri yang bermukim di pondok pesantren dan terikat peraturan, maka faktor lingkungan disini menjadi sangat penting untuk membangun grow mindset itu sendiri. Mengingat bahwa semua kehidupan tentu terikat dengan beraturan, baik peraturan adat, peraturan sekolah, peraturan pemerintah dan lain-lain. Maka, di pondok pesantren tentulah terdapat peraturan yang harus dijalankan dan ditaati sebagaimana mestinya. Grow mindset dapat dimulai dari sini, dalam hal ini menanamkan keyakinan bahwa peraturan itu ada bukan untuk mengekang ataupun membatasi melainkan untuk membuat tertib dan mengatur mobilisasi kehidupan pesantren. Kendati demikian, masih banyak yang berspekulasi bahwa adanya peraturan justru membebani, mengekang, dan membatasi ruang gerak. Hal inilah yang harus diperbaiki.

BACA JUGA :  التعليم على الإنترنيت في فترة الوباء: هل هو الحل أو إدراك الطموح ؟

Kembali pada pembahasan fixed mindset dan grow mindset, apabila seorang santri menganggap bahwa peraturan adalah tali yang membuatnya terikat, maka ia termasuk golongan orang fixed mindset. Sebuah pemikiran kadangkala harus di reinkarnasi sampai ke akar-akarnya, sebuah kepala kadangkala harus di buka selebar-lebarnya, demikian dengan pemahaman bahwa peraturan adalah hal yang membuat tidak nyaman.

Lalu bagaimana caranya menyetel ulang hal tersebut. Pertama, awali dengan keyakinan bahwa apabila menaati peraturan, maka semua itu akan kembali pada diri sendiri, menaati peraturan sama halnya dengan menaati perintah guru.

Kedua, toh apabila pada akhirnya melanggar dan terkena ta’ziran, maka hal itu bukan untuk membuat jera, melainkan untuk mengarah ke perubahan yang lebih baik.

Ketiga, posisikan pelaku, penegak, dan pembuat peraturan sebagai teman yang saling mengingatkan dalam kebaikan, bukan sebagai orang yang menjelma seperti macan yang harus dijauhi, dibenci, dan diasingkan keberadaannya. Penulis menginisiasi tiga hal tersebut dalam membangun grow mindset di dunia pesantren. Terlihat sederhana memang, namun hal-hal sederhana seperti itulah yang akan menciptakan hal luar biasa pada akhirnya.

Ditulis oleh : Makrifatul Wakhidah

Tim Multimedia PP. Al Anwar 3
Website dikelola oleh Tim Multimedia Pondok Pesantren Al Anwar 3 Sarang

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *