Kesehatan adalah salah satu anugerah terbesar Gusti Allah SWT. Kita wajib mensyukuri dan menjaganya. Tanpa kesehatan, banyak anugerah-anugerah Gusti Allah lainnya, termasuk anugerah ibadah, yang tak bisa kita nikmati dengan baik. Salah satu yang mendukung adalah dengan kebugaran. Ini adalah bagian dari pola hidup yang ditanamkan oleh Baginda Rasul SAW.
Sayyidina Ali ra. Tampak diri Rasulullah SAW. sebagai berikut: Ia tidak menjulang tinggi, juga tidak pendek, akan tetapi perawakannya semedang di antara kaumnya. Rambutnya tidak keriting-keribo, juga tidak lurus-kejur, akan tetapi lurus-berombak. Tubuhnya tidak obesitas dan kelebihan daging. Jika berjalan, ia tegap akan meluncur ke bawah.
Qadhi ‘Iyadh dalam bukunya, Al-Syifaa’ , menjelaskan kegagahan dan ketegapan fisik Rasulullah SAW .: Perut dan dada rata, dada bidang, gagak pundak, tulang-tulang besar, bahu, lengan serta kaki bagian bawah berotot, dan telapak tangan dan kaki lebar. Tidak tinggi menjulang dan juga tidak pendek bundar.
Abu Hurairah ra. Melihat jalannya Rasulullah SAW., “Saya tak pernah melihat pun yang jalannya lebih cepat dari Rasulullah Saw. Bumi seakan-akan dilipat untuknya. Kami kepayahan sementara ia suka biasa-biasa saja. ” [1]
Kebugaran ini tidak hanya tampak dalam sifat fisik Rasul SAW., Akan tetapi juga gamblang dalam praktik dan arahan-arahannya:
Pada saat umrah (tahun ketujuh H. saat usia Rasulullah 60-an tahun), setelah persetujuan Hudaybiyah (tahun keenam H.), kaum Quraisy dengan nada menghina menyindir orang-orang Madinah, “Besok akan datang ke teman-teman pria yang telah dilipat oleh demam Yatsrib. ” Mereka lalu duduk-duduk di dekat Hajar Aswad.
Rasulullah SAW. pun mengatakan, “Semoga Allah merahmati seseorang yang memamerkan kekuatannya bagi mereka.”
Saat Thawaf, umat Islam diharapkan untuk menyelempangkan baju selendangnya dengan menggunakan lengan kanan, juga berlari-lari kecil pada tiga putaran pertama. Rasulullah untuk umat Islam mempertontonkan otot-otot lengannya kepada orang-orang kafir, untuk memberi tahu umat Islam sangat gagah-atletis. Lengan adalah salah satu simbol kebugaran.
Ibn Mas’ud mengatakan, “Pada saat Perang Badar, setiap tiga orang menunggangi satu unta (mereka bergiliran menaikinya)” . Abu Lubabah dan Ali bin Abi Thalib adalah dua teman perjalanan Rasulullah. Pada saat beralih Rasulullah naik, mereka berdua berkata, “Kami akan terus berusaha meminta izin.” Rasulullah pun menjawab, “Kamu berdua tidak lebih kuat berjalan dari saya. Saya juga membutuhkan pahala, sama seperti kamu berdua. ”
Saat Perang Khandaq (Perang Parit), Rasulullah Saw. ikut berpartisipasi parit bersama sahabat-sahabatnya. Lalu, saat ada batu besar yang sangat keras, saat mereka tidak lagi bisa dipecahkan, Rasulullah menjadi tempat mengadu. Rasulullah pun turun ke parit, lalu memecahkan batu itu dengan paculnya.
Dan di era Makkah, saat tak ada lagi jalan untuk berdakwah di sana, Rasulullaah SAW. Lari putra angkatnya, Zaid bin Haritsah, berjalan kaki ke Taif untuk berdakwah. Menurut yang saya tahu, jarak tempuh antara dua kota ini adalah 100 km. lebih. Butuh fisik dan kebugaran yang istimewa untuk menempuhnya.
Gambaran-gambaran seperti demikian memberi kesan yang kuat, kebugaran dan kesehatan merupakan nilai-nilai yang dianjurkan oleh Islam. Kyai-kyai, gus-gus, santri-santri, dan juga lainnya, yang dengan niat baik memiliki kekayaan tinggi, saya kira mewakili idealitas ini. Umat Islam harus tampak gagah dan atletis, gagah fisiknya, gagak ilmunya, dan gagah ekonominya. Al-Islaamu ya’luu walaa yu’laa alaih.
==
Foto: Alhamdulillah, beberapa hari yang lalu santri-santri STAI Al-Anwar ke Banyuwangi untuk mengikuti acara “Kejuaraan Internasional Banyuwangi” di bidang Pencak Silat. Alhamdulullah pulang membawa 1 emas, 1 perak, dan 2 perunggu. Senang sekali memiliki santri-santri atletik. Semoga itu semua bagian dari harapan idealitas Nabi Muhammad SAW.
Sumber: https://www.facebook.com/abdul.maimoen/posts/10221549585709572
* Dr. KH. Abdul Ghofur Maimoen, MA.
Pengasuh Pondok Pesantren Al-Anwar 3 Sarang
- Sanadnya bermasalah menurut Al-Albani, dan Hasan menurut Syuaib Al-Arnauth. ↑