Beranda > Keilmuan Islam > ANAK SUNGAI YANG MENJADI MUFASSIR

ANAK SUNGAI YANG MENJADI MUFASSIR

Muhammad dinamai sama dengan nama kakeknya, dipanggil bernama Ali, buyutnya bernama Abdullah, lebih lanjut adalah Mu binammad bin Ali bin Muḥammad bin Abdullah Al-Shaukaniy, Shaukaniy adalah nama daerah yang dekat dengan Ṣan’a. Jarak desa Shaukan ke Ṣan’a tidak sampai 1 masafah (jarak tempuh). Di Desa shan’a dia menyetujui.

Jika ditarik lagi sejarahnya maka akan diketahui asal desa tersebut dan penisbatan Al-Shaukaniy. Desa Shaukan diambil dari nama gunung yang ada di sana, yaitu gunung Adni Shaukan atau Ḥujrah Shaukan. Al-Shaikh Ḥusayn bin Muḥsin Al-Sab’i Al-Anṣari salah seorang murid Al-Shaikh Muḥammad Al-Shaukaniy berkata, “penisbatan ini bukan pada nama desanya dari gunung yang ada di dalam desanya”. ke nama desa? Nama beliau dinisbatkan ke gunung karena dia meluluskan sungai yang dekat gunung Ḥujrah Shaukan.

Muhammad Al-Shaukaniy lahir hari Senin 28 Dhulqa’dah 1173 H, ayahnya adalah seorang qaḍi dan alim disana. Beliau tumbuh besar di kalangan keluarga sederhana dan bersih dari harta yang tidak jelas, Al-Shaukaniy merupakan orang pedesaan yang membaktikan dirinya untuk menuntut ilmu dan memenuhi semua kebutuhan hidup keluarganya.

BACA JUGA :  Istighfar, Resep Mujarab Menjadi Generasi Bangsa Berakhlaqul Karimah

 

Dunia Pendidikan Muḥammad Al-Shaukaniy sangat cerah, cocok untuk dijadikan penyemangat anak-anak muda yang menuntut ilmu. Putera dari seorang bapak yang alim ini sudah membaktikan dirinya dalam dunia pendidikan sejak kecil. Sebagai bukti beliau belajar membaca dan menghafalkan Al-Qur`an di kalangan orang-orang alim. Kemudian hafalan Al-Qur`annya selesai dibawah bimbingan Ḥasan bin Abdullah al-Hibl, yang merupakan salah satu ulama ahli fiqh.

Setelah menghafal Al-Qurʻan beliau melanjutkan menghafalkan kitab-kitab matan seperti kitab Al-Azhar karya Al-Mahdi salah seorang ahli fiqh, Al-Tahdhb karya Al-Tuftazani, Al-Takhliṣ yang membahas balagah karya Al-qazwaini, dan masih banyak kitab lainnya.

Ali Al-Shaukaniy bukan hanya ayah beliau, tetapi juga guru beliau sendiri. Mazhab fiqh yang dianut oleh Muḥammad bin Ali Al-Shaukaniy adalah Zaidiyyah , sedangkan dalam teologi ia menerima Mazhab Teologi Salaf .

Beberapa guru-guru Muhammad Al-Shaukaniy:

  1. Ali bin Muhammad Al-Shaukaniy (w. 1211 H)
  2. Abdurrahman bin Qāsim Al-Madany (w. 1211 H)
  3. Ismāil bin Ḥasan (w. 1206 H)
  4. Ḥasan bin Ismāil al-Maghribiy (w. 1208 H)
  5. Ali bin Ibrāhim bin Ali (w. 1207 H)
BACA JUGA :  Masjid Al-Kuu’; Yang Tersisa dari Perjalanan Umrah

Beberapa karya-karya Muhammad Al-Shaukaniy:

  1. Al-Qaul al-Mufid fi Adillat al-Ijtihād wa al-Taqlīd
  2. Al-Badru al-Thali ‘bi Mahāsin min Ba’d al-Qarn al-Sabi’
  3. Al-Fawaid al-Majmu’ah fi al-Ahadits al-Mauḍuah
  4. Fath al-Qadir al-Jami baina Fannayi ar-Riwayah wa al-Dirāyah min Tafsir
  5. Nayl al-Awṭar Syarh Muntaqā al-Akhbar

و الله أعلم بالصواب

Sumber: Fath al-Qadir al-Jami baina fannayi ar-Riwayah wa ad-Dirayah min Tafsir (Kitab Tafsir karya Asy-Syaukani)

 

*Mushlih
Maarif Pondok Pesantren Al-Anwar 3 Sarang

Fahrur Razi
Santri aktif pondok pesantren Al Anwar 3

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *