Rembang – Pondok Pesantren Al-Anwar 3 Putri menggelar acara pelantikan pengurus masa khidmah 2020-2021 di aula Ummu Salamah yang dihadiri langsung oleh Pengasuh Pondok Pesantren Al-Anwar 3 Putri, KH. Abdul Ghofur Maimoen dan Nyai Hj. Nadia Jirjis. Sebanyak 60 pengurus pada malam itu dilantik oleh Babah Ghofur yang disaksikan oleh para tamu undangan, pengurus lama dan seluruh santri putri yang berada di pondok dengan tetap mematuhi protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Pelantikan virtual juga dilangsungkan bagi pengurus yang tidak bisa hadir secara offline dengan tetap berjalan secara khidmat. (15/11)
“Terima kasih kepada seluruh teman-teman santri yang sudah memberikan amanah dan kepercayaan untuk meneruskan estafet kepengurusan tahun ini, kepada pengurus lama kami juga meminta bimbingan dan arahan dalam berkhidmah. Saya juga meminta kerja sama kepada semua pihak, baik pengurus maupun seluruh santri untuk sama-sama menaati peraturan yang ada agar semua kegiatan dapat berjalan dengan baik dan mendapatkan barokah.” Ucap Durrotun Nada, ketua Pondok Pesantren Al-Anwar 3 Putri baru.
Dalam sambutan dan mauidhoh hasanahnya, KH Abdul Ghofur memberikan gambaran kehidupan tentang khidmah (mengabdi) dan mengaji melalui kisah Nabi Musa yang bertemu dan berguru kepada Nabi Syu’aib. Pertemuan tersebut dimulai dengan mengenal dua putri Nabi Syu’aib pada saat menggembala ternaknya di dekat sumber air kota Madyan. Berkat pertolongan Nabi Musa yang membantu dengan memberi minum ternak-ternak tersebut, salah satu putri Nabi Syu’aib datang dengan malu-malu (read: jatuh cinta) kepada Nabi Musa untuk datang ke rumahnya sebab dipanggil ayahnya sebagai balasan atas kebaikan yang dilakukan nabi Musa. Singkat cerita salah satu putri nabi Syu’aib berkata kepada ayahnya :
(26) قَالَتْ إِحْدَىٰهُمَا يَٰٓأَبَتِ ٱسْتَـْٔجِرْهُ ۖ إِنَّ خَيْرَ مَنِ ٱسْتَـْٔجَرْتَ ٱلْقَوِىُّ ٱلْأَمِينُ
Artinya : Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: “Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya”. (QS. Al-Qashash, 28;26)
Bahwa dalam ayat tersebut putri nabi Syu’aib berkata kepada ayahnya agar menjadikan nabi Musa sebagai pekerjanya. Sebab nabi Musa sosok yang kuat dan dapat dipercaya. Saran dari putri nabi Syu’aib ini bahkan hingga sekarang menjadi dasar dalam memilih seorang pemimpin, pengurus, dan sebagainya. Harapannya semoga dalam kepengurusan tahun ini, pemimpin yang terpilih adalah sosok yang kuat dan dapat dipercaya, Amiin.
Babah Ghofur juga meneruskan kisah tersebut mengenai pernikahan Putri nabi Syu’aib dan Nabi Musa dengan mahar berupa bekerja dan mengaji (khidmah) selama 8 tahun. Lalu Nabi Syu’aib berpesan, jika Nabi Musa mau menambah 2 tahun maka dihitung sebagai khidmah kepada nabi Syu’aib. Kisah ini memberikan pelajaran kepada kita bahwa khidmah terhadap guru, pengasuh, itu sangat dianjurkan sebagaimana yang dilakukan nabi Musa. Diakhiri cerita ini Babah Ghofur mengajak santrinya untuk ikut tabi’ terhadap nabi Musa dengan khidmah di pondok dulu, minimal separo dari 2 tahunnya nabi Musa, yaitu setahun, sorak riuh santriwati menjadi pecah mendengar dawuh beliau tersebut.
“Khidmah tidak hanya kepada pengasuh saja akan tetapi bisa juga kepada pondok, teman, lingkungan dan lain lain.” Tutur Pengasuh, Kiai Abdul Ghofur. (ul)
K.H. Abdul Ghofur menyampaikan Mauidhah Hasanah