Beranda > Seputar Pondok > Progam Diet Sampah di Lingkungan Pesantren

Progam Diet Sampah di Lingkungan Pesantren

pondok pesantren al anwar 3 diet sampah

Nama Al-Anwar 3 tidak asing lagi di telinga kita. Pesantren yang berada di lokasi strategis ini merupakan pesantren yang dikhususkan bagi mereka yang menempuh jenjang pendidikan perkuliahan di STAI Al-Anwar. Setiap mahasiswa diwajibkan untuk bermukim di pesantren. Secara otomatis, mahasiswa juga memiliki tanggung jawab di pesantren sebagai santri. KH. Abdul Ghofur Maimoen, Ketua STAI Al-Anwar sekaligus pengasuh pesantren kerap menyebut santrinya dengan sebutan “Mahasantri”.

Latar belakang pendidikan pengasuh berpengaruh besar terhadap sistem pendidikan dan peraturan pesantren yang kemudian dirasa berbeda dengan pesantren salaf pada umumnya. Sebagai contoh, para santri diizinkan mengaplikasikan laptop sesuai waktu yang telah ditentukan. Hal ini bertujuan untuk menunjang pembelajaran di perkuliahan. Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa hal tersebut mempengaruhi gaya hidup santri, mulai aktif bersosial media dan belanja online. Dalam hal ini, di setiap komplek disediakan jaringan wifi.

Selain fasilitas penunjang tersebut, pengasuh pesantren Al-Anwar 3 juga sangat memperhatikan keindahan dan kenyamanan bagi santri. Menurut beliau, Islam bukan hanya tentang khusyu’ dan tawadhu’, tapi juga tentang keindahan dan kebersihan. Karena itulah, pengasuh sangat memperhatikan segala hal yang berkaitan dengan keindahan dan kenyamanan fasilitas pesantren. Di antara hal yang menarik dan membuat para santri nyaman adalah taman dan kolam ikan, di mana santri sering belajar dan menghafal al-Qur’an setiap saat.

C:\Users\TOSHIBA\Documents\IMG20200416103954.jpg
Taman Pesantren Al-Anwar 3 Putri

Dalam sebuah tausiyahnya, Mama Nadia mengungkapkan dengan gaya guyonannya “Ini hotel suci ya, bukan penjara suci”. Ungkapan tersebut memiliki makna pengharapan yang cukup tinggi. Beliau menginginkan bagaimana pesantren ini menjadi tempat yang senyaman-nyamannya dan seindah mungkin, sehingga para santri lebih nyaman dalam beribadah, belajar dan melakukan aktifitas bermanfaat lainnya. Sebagaimana sudah maklum di kalangan semua orang, bahwa ketika menyebut kata “hotel”, pasti yang terbayang adalah tempat singgah yang menyuguhkan keindahan dan kenyamanan bagi penghuninya.

Mama Nadia mengajak para santri untuk mengubah gaya hidup menjadi lebih baik. Salah satunya adalah dengan penggalakan program “diet sampah”. Beliau pernah secara langsung memberikan arahan kepada para santri mengenai gaya hidup baru yang akan diterapkan di pesantren serta memberikan instruksi prosedur diet sampah ini.

Sebelum diterapkan program diet sampah, para santri membuang sampah tanpa memilah di tempat yang telah disediakan di setiap sudut komplek, yang kemudian diangkut ke tempat pembuangan akhir. Bisa dibayangkan, setiap harinya berapa banyak sampah yang turut disumbangkan oleh pesantren dengan jumlah santri yang hampir mencapai seribu.

BACA JUGA :  Nasihat dan Etika Menjelang Ikhtibar (Menghidupkan Nilai Keikhlasan dan Kejujuran)

Hal ini mungkin terlihat telah menyelesaikan persoalan sampah di pesantren, tetapi nyatanya justru melahirkan masalah baru. Sampah yang terkumpul di pembuangan akhir akan dikirimkan ke TPA (Sulang, Rembang). Sedangkan setiap harinya sampah akan terus bertambah tanpa adanya penyelesaian. Persoalan ini sangat beresiko bagi bumi yang sudah cukup terganggu dengan berbagai macam sampah yang susah diurai oleh tanah.

Berikut adalah perubahan gaya hidup diet sampah yang diterapkan di Pesantren Al-Anwar 3:

   1. Menerapkan Plasticless

Menggunakan kantong plastik saat belanja atau membawa apapun menjadi hal yang biasa kita lakukan saat ini. Selain mampu menampung banyak barang, kantong plastik juga lebih aman karena tidak menyerap air. Nyatanya bukan hanya air yang kesulitan untuk menembus kantong plastik, bahkan bumi kita pun kesulitan untuk mengurai kantong plastik yang kita gunakan. Saking sulitnya, bumi kita sampai membutuhkan waktu 10 sampai 1000 tahun untuk menghancurkan sampah kantong plastik ini.

 

Pertama kali yang menerapkan plasticless ini adalah kantin dan koperasi pesantren, dengan tidak menyediakan plastik, baik untuk makanan, minuman ataupun kebutuhan lain yang dibeli. Sejak saat itu, para santri selalu membawa gelas untuk membeli minuman, membawa piring atau mangkuk untuk membeli makanan. Bahkan, tak jarang para santri membawa tas ketika berbelanja di kantin atau koperasi layaknya berbelanja di minimarket. Pada mulanya, santri merasa keberatan dengan peraturan yang ada, namun seiring berjalannya waktu, santri sudah terbiasa dan merasa enjoy turut berkontribusi menyukseskan program plasticless ini. Bahkan akan terlihat aneh dan menjadi sorot pandang ketika ada santri yang menggunakan plastik.


Shopping Membawa Tas Kain (plasticless)

Demi berjalannya misi, pihak kantin pun turut bekerjasama dengan para penyetok jajanan dari luar pesantren untuk tidak menggunakan plastik sebagai pembungkus jajan.

   2. Menerapkan “Memilah dan Mengolah Sampah”

Pembuangan sampah yang diterapkan oleh pesantren Al-Anwar 3 di kategorikan berdasarkan organik atau tidaknya sampah tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan dalam memilah dan melakukan daur ulang terhadap sampah yang ada.

  • Sampah Organik

Untuk sampah organik, seperti sisa nasi dan lauk-pauk sehari-hari, diletakkan di tempat khusus yang telah disediakan di dapur. Untuk sisa nasi, akan dikumpulkan, dicuci, kemudian dikeringkan sampai menjadi sesuatu yang layak untuk dimanfaatkan kembali dan bernilai jual, atau yang biasa disebut dengan karak.

Adapun sampah sisa lauk-pauk, sayuran mentah dari dapur dan sampah daun-daun akan diproses untuk menjadi pupuk kompos. Sampah jenis ini diproses dalam mesin pencacah. Setelah dihancurkan, sampah dimasukkan ke dalam wadah khusus, kemudian dicampur dengan EM4 dan kompos. Butuh waktu kurang lebih satu bulan setengah untuk menjadi pupuk yang siap digunakan.

BACA JUGA :  Teori Imam Ghazali Perspektif Babah Ghofur: Kewajiban Fardhu ‘Ain Di Atas Kewajiban Fardhu Kifayah

Untuk mendapatkan hasil lebih cepat, biasanya sampah yang telah dihancurkan diproses di tanah lapang. Selain menyingkat waktu pembuatan, proses di tanah lapang juga meminimalisir bau menyengat yang dihasilkan dari olahan sampah tersebut. Pupuk kompos tersebut lah yang kemudian dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman-tanaman di sawah dan taman milik pesantren Al-Anwar 3.

C:\Users\TOSHIBA\Documents\93407259_288805178775604_4460127033552273408_n.jpgC:\Users\TOSHIBA\Documents\93386948_2615520292029147_9092725269218721792_n.jpg

Proses pembuatan pupuk dalam wadah khusus dan tanah lapang

  • Sampah non-organik

Sampah non-organik merupakan sampah yang proses penguraiannya membutuhkan waktu yang relative lama. Bayangkan, betapa besar pengaruh negatif sampah-sampah non-organik bagi kesuburan tanah dan seluruh komponen alam. Setidaknya, usaha diet sampah sedikit membantu mengurangi beban bumi.

Untuk pemilahan sampah non-organik, dibedakan menjadi tiga kategori, yaitu sampah residu (sampah yang tidak bisa didaur ulang), plastik keras dan kertas. Tiga tong sampah sesuai kategori disediakan di setiap sudut komplek. Sampah kategori plastik keras dan kertas akan dikumpulkan di Bank sampah dan kemudian dijual. Sedangkan, sampah residu akan dialihkan di tempat pembuangan akhir.

 

Selain dijual, sampah plastik keras seperti botol dan galon air mineral difungsikan sebagai media tanam dan paving. Botol tersebut dicat seindah mungkin untuk menambah nilai estetikanya.

C:\Users\TOSHIBA\Documents\93313255_572431320146930_8680013112897699840_n.jpgC:\Users\TOSHIBA\Documents\93776716_990962861300288_4546556756393721856_n.jpg

Media Tanam dan Paving dari Sampah Plastik

Usaha-usaha di atas merupakan upaya menciptakan gaya hidup cerdas dan diet sampah. Meskipun memilah sampah tentu belum menyelesaikan persoalan sampah, tapi setidaknya bisa meminimalisir sampah di bumi pertiwi.

kalo kalian membuang sampah, jangan lupa beristighfar. Karena satu saja sampah yang kalian buang bisa jadi menumpuk dan tertimbun bertahun-tahun. Pastinya mengganggu bumi dan makhluk lain”. Pesan mama Nadia kepada para santri. (*Mirror)

Sumber:

Nyai Hj. Nadia Jirjis (Pengasuh Pondok Pesantren Al-Anwar 3 Putri)

Shaumi Fitri (TIM Penggerak Lingkungan Pondok Pesantren Al-Anwar 3 Putri)

Tim Multimedia PP. Al Anwar 3
Website dikelola oleh Tim Multimedia Pondok Pesantren Al Anwar 3 Sarang

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *