Beranda > Keilmuan Islam > Mempertahankan Semangat Ngaji: Kisah Inspiratif Imam Ahmad dan Murid-muridnya

Mempertahankan Semangat Ngaji: Kisah Inspiratif Imam Ahmad dan Murid-muridnya

murid

Media Anwar 3, Rembang – Buku menjadi salah satu alternatif untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan. Seperti Imam Ahmad yang mengarang kitab “Ghayah al-Taqrib” dengan dalil-dalil yang kuat. Penulisan kitab yang dilakukan dengan mendekati Nabi Muhammad menjadikan karyanya tidak hilang dan abadi. Kenapa buku itu penting?. Pertanyaan ini terjawab dalam kisah Imam Ahmad yang diceritakan oleh Babah Ghofur dalam acara Haflah Akhirusannah. (28/06).

Imam Ahmad merupakan seorang ulama besar fiqih yang memiliki banyak murid. Beliau adalah sosok yang mudah menginspirasi banyak orang, meskipun hanya dengan ungkapan sederhana. Salah satu cerita yang menginspirasi banyak orang ialah cerita Imam Ahmad saat ngaji dengan murid-muridnya. Dalam pengajian tersebut, 500 muridnya membawa alat tulis dan 4500 hanya modal telinga untuk mendengarkan.

BACA JUGA :  AKHLAK DAN CITA-CITA PANCASILA

Selesai pengajian, murid-murid Imam Ahmad diberi pertanyaan. Pakaian yang dipakai Imam Ahmad berwarna apa, bagaimana cara duduk Imam Ahmad ketika mengajar dan bagaimana Imam Ahmad dalam mengajarkan ilmunya. Semua pertanyaan dijawab dengan benar oleh murid-muridnya. Manun, ketika mereka ditanya tentang “apa isi materi yang disampaikan oleh Imam Ahmad?”. Pertanyaan ini dijawab “tidak tahu” oleh murid-muridnya. Meskupun demikian, Imam Ahmad tidak marah dan membenci murid-murid yang hanya mendengarkan.

Imam Ahmad juga mengajarkan ilmunya dalam bentuk tulisan. Karya yang diharapkan bermanfaat bagi mereka yaang semangat dalam mempelajarinya. Meskipun dalam mencari ilmu, terdapat santri yang tidak paham kitab Taqrib, tetapi mereka punya semangat untuk membaca dan mendengarkan. Atau mereka boleh jadi tidak paham Matan al-Jurumiyah tetapi mereka semangat dalam mempelajarinya. Di sela-sela cerita, Babah Ghofur menyampaikan, “Tidak semua harus menjadi serius, tidak semua harus menjadi pintar. Yang penting adalah menikmati spirit pengajian ini tidak boleh hilang.” Babah juga berharap agar santri-santrinya tetap semangat dalam mencari ilmu dan mengikuti pengajian. (Ty)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *