Beranda > Seputar Pondok > Kajian Fiqh > HASIL MUSYAWARAH GABUNGAN I MDT AL ANWAR 3 PUTRI (Selasa, 15 November 2022)

HASIL MUSYAWARAH GABUNGAN I MDT AL ANWAR 3 PUTRI (Selasa, 15 November 2022)

  1. Treatment Tanam Benang

Deskripsi Masalah :

Zaman sekarang banyak terjadi treatment yang terjadi di masyarakat, salah satunya adalah “Treatment Tanam Benang” di berbagai klinik kecantikan. Tanam benang merupakan sebuah treatment agar wajah terlihat lebih tirus dan cantik. Adapun treatment tersebut dilakukan dengan cara menanamkan benang di dalam wajah. Apabila benang yang digunakan memiliki kualitas bagus (mahal), maka benang tersebut tidak bisa putus. Namun, jika kualitas benangnya rendah (murah), maka benang tersebut bisa putus. (Sā`ilah kelas 2 A)

Pertanyaan :

Apa hukum tanam benang dalam Islam dengan tujuan kecantikan?

Jawaban :

Tidak Boleh

Secara umum treatment tanam benang bagian dari mempercantik diri. Sementara  hukum bersolek atau merias diri ada yang  dipertegas oleh Rasulullah Saw. Ada pula yang tidak. Adapun treatment tanam benang ini Rasulullah Saw. sama sekali tidak membahas tentang hukumnya. Namun ulama’ kita secara umum telah membahas hukum berhias yang tidak dibahas oleh Rasulullah Saw. bahwa jika seorang wanita telah bersuami, atau merupakan budak yang diizinkan Tuannya, maka hukum berhias seperti ini boleh. Tentu hanya untuk disuguhkan pada suami atau tuan wanita itu. Tapi Apabila wanita tersebut tidak bersuami baik berstatus gadis ataupun janda, maka hukumnya tidak diperbolehkan (haram).

BACA JUGA :  Peran Santri Diukur Lima sampai Sepuluh Tahun ke Depan

Ta’bir

حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، وَعُثْمَانُ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ – وَاللَّفْظُ لِإِسْحَاقَ -، أَخْبَرَنَا جَرِيرٌ، عَنْ مَنْصُورٍ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ، عَنْ عَلْقَمَةَ، عَنْ عَبْدِ اللهِ، قَالَ: «لَعَنَ اللهُ الْوَاشِمَاتِ وَالْمُسْتَوْشِمَاتِ، وَالنَّامِصَاتِ وَالْمُتَنَمِّصَاتِ، وَالْمُتَفَلِّجَاتِ لِلْحُسْنِ الْمُغَيِّرَاتِ خَلْقَ اللهِ»

(مسلم بن الحجاج أبو الحسن القشيري النيسابوري, صحيح مسلم, ج ۳, ص ١٦٧٨)

الْمُغَيِّرَاتِ خَلْقَ اللَّهِ هِيَ صِفَةٌ لَازِمَةٌ لِمَنْ يَصْنَعُ الْوَشْمَ وَالنَّمْصُ وَالْفَلْجُ وَكَذَا الْوَصْلُ عَلَى إِحْدَى الرِّوَايَاتِ

(أحمد بن حجر أبو الفضل العسقلاني الشافعي, فتح الباري شرح صحيح البخاري, ج ١۰, ص ۳٧۳)

ﻭﺃﻣﺎ ﺗﺤﻤﻴﺮ اﻟﻮﺟﻪ ﻭاﻟﺨﻀﺎﺏ ﺑﺎﻟﺴﻮاﺩ ﻭﺗﻄﺮﻳﻒ اﻷﺻﺎﺑﻊ ﻓﺈﻥ ﻟﻢ ﻳﻜﻦ ﻟﻬﺎ ﺯﻭﺝ ﻭﻻ ﺳﻴﺪ ﺃﻭ ﻛﺎﻥ ﻭﻓﻌﻠﺘﻪ ﺑﻐﻴﺮ ﺇﺫﻧﻪ ﻓﺤﺮاﻡ ﻭﺇﻥ ﺃﺫﻥ ﺟﺎﺯ ﻋﻠﻰ اﻟﺼﺤﻴﺢ

(أبو زكريا محيي الدين يحيى بن شرف النووي, المنهاج شرح صحيح مسلم بن الحجاج, ج ١٤,ص ١۰٤)

  • Joki Tugas Kuliah

 Deskripsi Masalah :

Saat ini marak sekali kita temui jasa membuat tugas kuliah di kalangan mahasiswa, atau sering disebut dengan “Joki Tugas.” Baik itu untuk tugas makalah, resume, riview jurnal, bahkan joki pembuatan skripsi. Hal ini dilakukan karena orang yang mendapat tugas tersebut “malas” mengerjakannya. Mereka rela mengeluarkan biaya untuk membayar joki tersebut asalkan tugasnya selesai. (Sā`ilah kelas 3 A)

BACA JUGA :  Pengelolaan Sampah di Al-Anwar 3

Pertanyaan :

            Bagaimana hukum “joki tugas” dalam praktik tersebut?

Jawaban :

            Tidak Boleh

Joki tugas atau karya tulis dalam hal ini merupakan الإعانة ﻋﻠﻰ اﻟﻤﻌﺎﺻﻲ, kerena perkara ini pasti mengarah pada kejahatan akademik. Praktik joki disamakan dengan akad jual beli perasan anggur yang diyakini akan dibuat menjadi khamr atau paralatan tertentu yang diyakini akan digunakan maksiat (misal pistol untuk membunuh/berbuat kriminal).

Ta’bir :

قَالَ أَصْحَابُنَا يُكْرَهُ بَيْعُ الْعَصِيرِ لِمَنْ عُرِفَ بِاِتِّخَاذِ الْخَمْرِ وَالتَّمْرِ لِمَنْ عرف باتخاذ النبيد وَالسِّلَاحِ لِمَنْ عُرِفَ بِالْعِصْيَانِ بِالسِّلَاحِ فَإِنْ تَحَقَّقَ اتِّخَاذُهُ لِذَلِكَ خَمْرًا وَنَبِيذًا وَأَنَّهُ يَعْصِي بِهَذَا السِّلَاحِ فَفِي تَحْرِيمِهِ وَجْهَانِ حَكَاهُمَا ابْنُ الصَّبَّاغِ وَالْمُتَوَلِّي وَالْبَغَوِيُّ فِي شَرْحِ الْمُخْتَصَرِ وَالرُّويَانِيُّ وَغَيْرُهُمْ

(أَحَدُهُمَا)

نَقَلَهُ الرُّويَانِيُّ وَالْمُتَوَلِّي عَنْ أَكْثَرِ الْأَصْحَابِ يُكْرَهُ كَرَاهَةً شَدِيدَةً وَلَا يَحْرُمُ (وَأَصَحُّهُمَا) يَحْرُمُ وَبِهِ قَطَعَ الشَّيْخُ أَبُو حَامِدٍ وَالْغَزَالِيُّ فِي الْإِحْيَاءِ وَغَيْرُهُمَا مِنْ الْأَصْحَابِ فَلَوْ بَاعَهُ صَحَّ عَلَى الْوَجْهَيْنِ وَإِنْ كَانَ مُرْتَكِبًا لِلْكَرَاهَةِ أَوْ التَّحْرِيمِ قَالَ الْغَزَالِيُّ فِي الْإِحْيَاءِ وَبَيْعُ الْغِلْمَانِ الْمُرْدِ الْحِسَانِ لِمَنْ عُرِفَ بِالْفُجُورِ بِالْغِلْمَانِ كَبَيْعِ الْعِنَبِ لِلْخَمَّارِ قَالَ وَكَذَا كُلُّ تَصَرُّفٍ يُفْضِي إلى معصية(أبو زكريا محيي الدين يحيى بن شرف النووي, المجموع شرح المهذب, ج ۹, ص ۳۵۳)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *