Jika kamu pergi ke Kantin Islami, kamu akan melewati tahapan. Dari kobokan, tempat wudhu, baru sampai tujuan.
Di perjalanan itu kamu akan melihat gedung yang sedang dibangun. Kalau kamu pernah keluar pondok lewat gedung tersebut, idealnya tidak diperkenankan karena aturannya seperti itu. Gedung ini tak lain adalah Kopontren (Koperasi Pesantren) Al-Anwar 3.
Gedung ini diberi nama Awr3 (Baca: Awre) Sentra Belanja Santri. Dikelola Badan Ekonomi Pesantren atau Bekatren. Gedung ini dibentuk dengan regulasi koperasi sebagai bisnis inti Bekatren. Adapun dana diperoleh dari kas kopotren yang berasal dari anggota.
Awr3 diproyeksikan sebagai toko modern yang menyediakan berbagai keperluan sehari-hari para santri. Harapannya semua kebutuhan santri dapat dipenuhi, meminimalisir santri keluar dan memberdayakan laju ekonomi yayasan.
Ketua Bekatren Anwar 3 Habibussalam menjelaskan bahwa latar belakang pembangunan Kopotren merupakan salah satu dakwah, bahwa Islam dari pesantren dapat berdaya dan berguna pada umat. Dulu, jelas Habib ketika sowan ke Pengasuh pesan beliau hanya simpel, “Aku pengen pondok iki duwe usaha seng gede, ora nggolek bati tok, kanggo dakwah. Ben umat Islam gagah, biar santri punya wadah melatih diri di pesantren. Ketika pulang, punya pandangan mau melangkah seperti apa,” jelasnya.
Pembangunan Gedung Kopontren akan memiliki 3 lantai. Lantai dasar sebagai toko, lantai 2 sebagai kantor Bekatren, dan lantai 3 belum terfikirkan. Hal ini didawuhkan Pengasuh. “’Nanti kalau membangun, 3 lantai ya,’ pesan Babah waktu itu,” imbuhnya.
Dalam perjalannya pembangunan Kopontren selesai lebih awal. Langkah ini cukup untuk lantai 1 yang berfungsi sebagai toko. Perabotan isi, penerangan, instalasi listrik juga sudah tercakup bersih di dalamnya. “(Pembangunan) sudah masuk 75%. Rencananya, akhir bulan september selesai, awal bulan sudah mulai beroperasi,” tegas pemuda yang juga Pengurus Holding Pesantren Bank Indonesia Jawa Tengah.
Dalam waktu dekat, tambah Habib, akan diadakan pesantrenpreneur dalam bentuk sosialisasi terkait Koperasi Pesantren. Bekerja sama dengan Bank Indonesia dan Dinas Perkoperasian seharusnya dilaksanakan dalam waktu dekat. Dinas Perkoperasian mengusulkan untuk virtual namun dirasa tidak maksimal. “Sosialisasi berisi pengetahuan dasar (Kopotren) biar nanti temen-temen sebelum menjadi anggota, sudah punya pengetahuan posisi mereka, berajalannya seperti apa, serta kontrisbusi mereka sejauh aman dibutuhkan,” pungkas pemuda asal Sumenep Madura. (*)
