Dengan langit yang terasa semakin dekat dan hati yang terbuka, jemaah yang berdiri tegak dalam shaf tarawih dijanjikan oleh Allah subhānahu wa ta’āla pahala yang setara dengan malaikat yang tawaf di Baitul Makmur. Ini adalah anugerah yang tidak ternilai, seolah-olah dengan setiap doa yang dipanjatkan, mereka berada di antara para malaikat yang beribadah di rumah yang sangat dihormati di langit.
Malam keenam ini adalah malam yang penuh dengan keajaiban, dimana setiap muslim yang mengangkat tangannya dalam doa, dengan niat yang tulus, dijanjikan oleh Allah subhānahu wa ta’āla pahala yang sama dengan para malaikat yang suci. Dan lebih dari itu, setiap batu dan tanah pun memintakan ampunan untuk mereka, sebuah konsep yang menunjukkan betapa setiap elemen alam ini terhubung dalam doa dan ibadah. Sebagaimana penjelasan dalam kitab Durrāt al-Naṣihīn,
وَفِى اللَّيْلَةِ السَّادِسَةِ اَعْطَاهُ اللهُ تَعَالَى ثَوَابَ مَنْ طَافَ بِالْبَيْتِ الْمَعْمُوْرِ وَيَسْتَغْفِرُ لَهُ كُلُّ حَجَرٍ وَمَدْرٍ
Artinya: Pada malam keenam, Allah memberikan pahala seperti pahala malaikat yang tawaf di Baitul Makmur dan setiap batu dan tanahpun memintakan ampunan untuknya.
Ketika mereka meninggalkan masjid, membawa kedamaian dan ketenangan yang telah mereka temukan dalam doa dan ibadah, mereka juga membawa keyakinan bahwa malam ini, mereka telah melakukan sesuatu yang sangat berharga. Mereka percaya bahwa dengan setiap langkah yang mereka ambil menuju kebaikan, Allah subhānahu wa ta’āla akan menambahkan pahala yang besar ke dalam catatan amal mereka.
Semoga narasi ini dapat mengingatkan kita akan keagungan malam keenam tarawih, dan semoga kita semua dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk mendekatkan diri kepada Allah subhānahu wa ta’āla dan meraih pahala yang setara dengan para malaikat. Amin.
