Dengan langit yang terasa semakin dekat dan hati yang terbuka, jemaah yang berdiri tegak dalam shaf tarawih di malam ini diingatkan akan kisah-kisah para nabi. Mereka dijanjikan oleh Allah subhānahu wa ta’āla pahala yang seakan-akan mereka hadir di masa lalu, menemui Nabi Musa ‘alayhi al-salām dan membantunya dalam perjuangannya melawan kezaliman Fir’aun dan Haman.
Malam ketujuh ini adalah malam yang menghidupkan kembali sejarah, dimana setiap muslim yang mengangkat tangannya dalam doa, dengan niat yang tulus, dijanjikan oleh Allah subhānahu wa ta’āla pahala yang sama dengan mereka yang telah berjuang di sisi kebenaran. Ini adalah bukti dari kasih sayang dan kemurahan Allah subhānahu wa ta’āla, yang memberikan kesempatan kepada setiap hamba-Nya untuk meraih keberkahan yang luar biasa, meskipun mereka berada jauh dari masa para nabi. Sebagaimana penjelasan dalam kitab Durrāt al-Naṣihīn,
وَفِى اللَّيْلَةِ السَّابِعَةِ فَكَأَنَّمَا اَدْرَكَ مُوْسَى عَلَيْهِ السَّلَامُ وَنَصَرَهُ عَلَى فِرْعَوْنَ وَهَامَانَ
Artinya: Pada malam ketujuh, seakan-akan menemui zaman Nabi Musa ‘alayhi al-salām dan menolongnya dari serangan Fir’aun dan Haman.
Ketika mereka meninggalkan masjid, membawa kedamaian dan ketenangan yang telah mereka temukan dalam doa dan ibadah, mereka juga membawa keyakinan bahwa malam ini, mereka telah melakukan sesuatu yang sangat berharga. Mereka percaya bahwa dengan setiap langkah yang mereka ambil menuju kebaikan, Allah subhānahu wa ta’āla akan menambahkan pahala yang besar ke dalam catatan amal mereka.
Semoga narasi ini dapat mengingatkan kita akan keagungan malam ketujuh tarawih, dan semoga kita semua dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk mendekatkan diri kepada Allah subhānahu wa ta’āla dan meraih pahala yang setara dengan para pejuang kebenaran di masa lalu. Amin.
