Di tengah keheningan yang hanya dipenuhi oleh suara imam yang merdu, dan sajadah yang bertumpu harap, seruan itu menjadi lampu pemandu bagi setiap jiwa yang mencari ampunan. “Mulailah melakukan amal kebaikan,” kata malaikat, “maka Allah akan mengampuni dosamu yang telah lalu.”
Malam ini, setiap muslim tidak hanya berdiri untuk beribadah, tetapi juga untuk memulai perjalanan baru penuh amal kebaikan. Setiap rakaat tarawih yang dilaksanakan bukan sekadar gerakan, melainkan simbol dari komitmen baru untuk hidup yang lebih baik, untuk diri sendiri dan untuk sesama.
Ada keyakinan yang menguat, bahwa setiap doa yang dipanjatkan, setiap ayat yang dilantunkan, adalah benih-benih kebaikan yang akan tumbuh dan berbuah pahala. Dan dengan setiap kebaikan yang dimulai, pintu maaf terbuka lebar, menghapus dosa-dosa masa lalu, seolah-olah memberikan lembaran baru yang putih bersih. Sebagaimana penjelasan dalam kitab Durrāt al-Naṣihīn,
و في الثَّالِثَةِ اللَّيْلَةِ منْ تَقَدَّمَ مَا اللهُ و ذنبك غَفَرَ الْعَمَلَ اِسْتَأْنِفِ الْعَرْشِ تَحْتِ مِنْ مَلَكٌ يُنَادِيْ
Artinya: Pada malam ketiga, malaikat di bawah Arasy berseru: mulailah melakukan amal kebaikan, maka Allah akan mengampuni dosamu yang telah lalu.
Ketika salat tarawih berakhir, dan jemaah beranjak pulang, ada semangat baru yang terbawa. Mereka percaya bahwa malam ketiga ini adalah awal dari banyak kebaikan yang akan mereka lakukan. Dan dengan setiap langkah yang mereka ambil, mereka membawa pesan malaikat, pesan yang akan menjadi cahaya dalam gelap, pesan yang akan menjadi peta bagi mereka yang tersesat.
Semoga narasi ini dapat menginspirasi kita semua untuk memulai amal kebaikan, dan semoga kita semua mendapatkan ampunan dari Allah subhānahu wa ta’āla atas dosa-dosa yang telah lalu. Amin.
