Beranda > Senggang > Puisi Santri > Rayuan Para Pendengkur

Rayuan Para Pendengkur

Pada lengking pita suaramu

Aku petani yang menjarah perut sendiri

Dalam liur serigala tamak kala itu

Sebilah pisau mengiris ubi cilembu

Bertukar piring di atas tangis sesamaku

Pagi itu, di dekat rayuan sang Amir

Yang lantang kecapnya

Yang manis lidahnya

Yang hangat dekapnya

Akhirnya merebah berbau anyir

Membusuk dari hari ke hari

Akankah sama nantinya

Nasib yang diadu dalam kotak suara

Tawa yang digantung dalam kabut-kabut wacana

Anak-anak tak lagi menyanyikan Indonesia Raya

Lagu itu telah tabuh dan hanya Indonesia Rayu

Ya Tuhanku

Apakah tulang-tulangku tidak cukup bagi-Mu

Rintih para petani tentang pulang

BACA JUGA :  Ngemong Santri ala KH. Maimoen Zubair; Sebuah Refleksi Guru Bangsa

Rindu akan sosok Amir yang berjuang

Yang titah dan tahtanya adalah kalam-Mu

Semoga saja dia yang baru

Allāhumma anzil amīran ilaynā wa lā ‘alaynā

Oleh: Ustadz In’am Abdul Wahab A.

Tim Multimedia PP. Al Anwar 3
Website dikelola oleh Tim Multimedia Pondok Pesantren Al Anwar 3 Sarang

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *